Dinilai Tak Sesuai Spek dan Berpotensi Korupsi, Warga Ulee Glee Tolak Pembangunan JUT

oleh -313 views
Foto: Beberapa warga Desa Ulee Glee saat meninjau lokasi pembangunan Jalan Usaha Tani.

ACEH UTARA, Sabtu (30/03/2024) suaraindonesia-news.com – Adanya dugaan penyimpangan Dana Desa, Warga Gampong Ulee Glee, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara menolak pengerasan jalan yang dinilai tidak layak, selanjutnya warga minta Inspektorat dan Tipikor Polres Aceh Utara untuk mengaudit dan memeriksa Geuchik selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

Dugaan penyimpangan DD yang berpotensi terjadinya praktek tindak pidana korupsi, hal itu disebabkan dalam beberapa tahun terakhir dalam pengelolaan DD tidak transparan serta banyak kegiatan yang dikelola oleh Keuchik, sementara bendahara dan TPK hanya sebagai formalitas.

Fungsi pengawasan pun dari lembaga Tuha Peut Gampong Ulee Glee lumpuh, hal itu karenakan ketidakjelasan status Ketua Peut.

Menurut warga setempat, mereka tidak tau siapa Ketua Tuha Peut Gampong (TPG) saat ini, yang diketahui Ketua TPG telah mengundurkan diri 2019, sementara Ketua TPG sekarang tidak jelas statusnya, karena diduga tidak ada SK pengangkatan dari Bupati Aceh Utara.

Karena tidak ada kejelasan status TPG yang sah, akan berdampak pada legalitas pengguna anggaran, selain itu tidak ada yang mengawasi terhadap penggunaan anggaran Dana Desa, sehingga berpotensi penyelewengan terhadap anggaran desa, yang berpotensi terjadinya praktek korupsi.

Baca Juga: Gelembungkan Biaya Bimtek, 47 Geuchik di Kecamatan Tanah Jambo Aye Aceh Utara Terancam Kembalikan Uang

“Karena tidak ada pengawasan secara maksimal, sangat berpotensi terjadi penyimpangan DD,” ujar Ridwan.

Masyarakat Gampong Ule Glee meminta inspektorat mengaudit DD Gampong Ulee Glee sejak tahun 2021 yang diduga banyak penyimpangan, dan seakan-akan Geuchik kebal hukum.

“Kasus yang paling mencolok adalah kegiatan Jalan Usaha Tani (JUT) tahun 2023, yang dikerjakan pada maret 2024. Realisasi kegiatan tersebut diduga terjadi penyimpangan yang berpotensi mark up anggaran, tidak sesuai jumlah anggaran dengan realisasi,” sebut Ridwan.

Beberapa warga lain menyampaikan menolak pekerjaan JUT tersebut, karena pekerjaan tidak sesuai RAB, juga banyak terjadi mark up harga barang.

Geuchik diminta untuk bertanggung jawab, atas pekerjaan kegiatan JUT yang diduga sarat korupsi.

Diketahui sebelum nya, Sejumlah warga Desa Ulee Gle, Kecamatan Tanah Jambo Aye, keberatan atas realisasi kegiatan pengerasan jalan yang bersumber dari Dana Desa tahun 2023.

Keberatan masyarakat dikarenakan adanya ada kejanggalan pada program kegiatan perkerasan jalan yang dialokasikan pada tahun 2023, sementara jalan tersebut baru dikerjakan pada 18 maret 2024.

Selain itu, judul kegiatan jalan usaha Tani, namun lokasi pekerjaan dikerjakan pada jalan lintas Kecamatan, yang seharusnya program tersebut untuk pembangunan akses jalan produksi hasil pertanian.

Ridwan yang merupakan Sekdes Desa setempat mengungkapkan kegiatan jalan usaha dengan pagu anggaran Rp 156 juta yang bersumber dari DD 2023 tersebut, menduga potensi mark up anggaran yang berpotensi kerugian uang desa puluhan juta rupiah.

“Dugaan mark up anggaran, di estimasi dari jumlah material yang di gunakan sebanyak 89 Dump Truk dengan harga Rp 600,000 per Dump Truk, dengan muatan 4 kubik. Harga tersebut dinilai terlalu mahal,” tutur kata Ridwan.

Lanjut Ridwan, bila dibanding harga tasirtu rata-rata berkisar 400-450 ribu/ dump truk.

“Jelas terjadi kelebihan harga mencapai Rp150 ribu per dump truk, apalagi harga barang dan jasa telah ditetapkan harga standar Daerah,” kata Ridwan.

Selanjut nya Ridwan memperkirakan, jika pun dihitung dengan harga 600,000 per dump truk, bila dikalikan 89 dump truk, total biaya hanya berkisar 53 juta.

“Bila di hitung hitung, tidak sesuai dengan realisasi, setelah ditambah biaya sewa alat berat greder dan kompact selama 1 hari, tentu cukup banyak kelebihan anggaran,” jelasnya.

“Biaya sewa alat berat di RAB selama 4 hari, akan tetapi di lapangan penggunaan alat berat hanya satu hari,” sebutnya.

Warga lainnya juga mengungkapkan pasca pelaksanaan, Keuchik membagikan uang kepada perangkat desa sebesar rp10 juta, masing-masing diberikan 500 ribu.

“Kami menduga uang yang dibagikan kepada sejumlah perangkat desa, berasal dari uang dari keuntungan pekerjaan jalan usaha tani tersebut, mana mungkin berasal dari uang pribadi,” celoteh warga tersebut yang tak mau disebut namanya.

Amatan sejumlah awak media, selasa (26/03) lokasi pekerjaan jalan usaha berada di jalan lintas antar Desa bahkan jalan tersebut menghubungkan Kecamatan Tanah Jambo Aye dengan Kecamatan lainnya.

Ditemani beberapa warga, kondisi jalan pasca realisasi tampak tingkat ketebalan sangat tipis hanya berkisar 10 cm, bahkan banyak tumbuh rumput diatas tanah timbunan jalan, walaupun baru selesai beberapa hari dikerjakan.

Sementara Keuchik Ulee Glee, Usman, saat dikonfirmasi media ini terkait tudingan masyarakat mengenai pekerjaan jalan usaha tani, hanya membalas dalam bahasa Aceh bahwa sudah selesai dikerjakan.

“Jalan kalheuh, nyan masalah pribadi” ( jalan sudah selesai, itu masalah pribadi),” jawabnya singkat via WhatsApp.

Reporter: Masri
Editor: Amin
Publisher: Eka Putri

Tinggalkan Balasan