Balitjestro Temukan Empat Inovasi Teknologi Baru Tanaman Jeruk

oleh -213 views

KOTA BATU, Rabu ( 30 Agustus 2017) suaraindonesia-news.com – Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) Tlekung Junrejo Kota Batu, Rabu (30/8) siang unjuk gigi pada masyarakat, industry serta calon pengguna teknologi dan produk.

Lembaga pemerintah yang biasa melakukan penelitian dan pengembangan tanaman jeruk ini menemukan dan sekaligus memperkenalkan empat inovasi teknologi baru tanaman jeruk.

Anang Tri Wiratno Kepala seksi pelayaanan teknis dan jasa penelitian Balitjestro saat ditemui acara workshop inovasi teknologi dan unggulan Produk Jeruk di Gedung YWI kota Batu itu, mengatakan bahwa balitjestro kini telah berhasil mendiseminasikan atau menyebarkan empat inovasi baru yakni 1, System pakar untuk monitoring organisme penganggu tanaman (OPT) jeruk, 2, pupuk lengkap lepas lambat (slow realease ferttilzer).

System pakar untuk monitoring organisme penganggu tanaman (OPT) kata dia, menghasilkan program atau system untuk melakukan OPT jeruk secara real time berbasis web. Teknologi tersebut dapat digunakan untuk memantau perkembangan atau serangan OPT jeruk secara langsung di lapangan.

“Dan ketiga adalah kit deteksi cepat sebagai solusi dalam penanganan penyakit jeruk dan yang ke empat adalah menciptakan alat aplikasi pestisida sestemik melalui batang tanaman jeruk,” kata Anang yang juga sebagai ketua penyelenggara workshop.

Menurutnya, unggulan pukap jestro pupuk lengkap lepas lambat (slow realease ferttilzer) nantinya diharapkan akan diproduksi secara massal oleh mitra industry pupuk, hal ini dimaksudkan untuk mengantikan pupuk konvensional atau pupuk resmi. Baca Juga: Cari Bibit Baru, 21 Club Futsal Pelajar Berebut Piala DPRD Kota Batu

“Ini adalah sebagai solusi tepat dalam mengelola nutrisi tanaman, sedang hasil unggulan yang ketiga itu adalah perangkat deteksi cepat, sebagai solusi dalam penanganan penyakit khususnya penyakit jeruk,” jelasnya.

Anang juga menyebut, empat inovasi teknologi baru itu dimaksudkan dalam workshop untuk melakukan demontrasi dan pelatihan kepada stakeholder, masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan.

“Demontrasi dan pelatihan untuk peserta itu akan dilakukan selama dua hari yaitu 30 hingga 31 Agustus, yang diikuti sekitar 100 orang peserta dari stakeholder dan calon pengguna teknologi dan produk di sentra produksi jeruk dari seluruh Indonesia,” pungkasnya. (Adi Wiyono).

Tinggalkan Balasan