Kenapa Musibah Terjadi Bertubi-tubi?

oleh -124 views
Foto: ilustrasi bencana alam.(Ist/SI)

OPINI, Selasa (22/11/2022) suaraindonesia-news.com – Inna lillahi wainna ilaihi roji’un,
Kabupaten Cianjur berduka, Gempa berdaya 5,6 magnitude kemarin Senin (21/11/2022) kemarin menghancurkan banyak infrastruktur publik.

Tak terelakkan, korban jiwa yang mayoritas anak-anak pun berjatuhan. Hingga pukul 20.00 WIB malam, jumlah korban jiwa di Bumi Tauco mencapai 162 jiwa.

Kemudian 362 lebih mengalami luka-luka yang didominasi patah tulang akibat tertimpa reruntuhan bangunan, dan ribuan warga mengungsi ke tempat-tempat yang aman.

Sebagai orang yang beriman, tentu akan meyakini bahwa semua itu adalah atas kuasa dan kehendak Allah yang Maha Kuasa sebagai peringatan, azab dan atau ujian untuk para hambanya.

Gempa di kabupaten Cianjur yang dirasakan sampai kabupaten Bandung, Sukabumi dan Bogor, hingga daerah sekitarnya itu tentu menambah panjang daftar gempa dan musibah yang terjadi di negeri ini.

Tentu kita bertanya-tanya mengapa musibah itu seperti banjir, tanah longsor, kebakaran, kecelakaan, gempa bumi dan bencana lainnya kian bertubi-tubi terjadi di negeri ini?

Hal itu tentu ada sebab-sebabnya yang sebenarnya sudah ditunjukkan Allah lewat Firmannya dalam Al-Qur’an. Tetapi manusia masih banyak yang enggan menaati syariatNya.

Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa musibah dan bencana terjadi akibat kemaksiatan yang merajalela, kezaliman dan kemunkaran yang mereka lakukan.

Bisa kita baca dan renungkan mengapa Allah turunkan azab dan bencana untuk hambanya, antara lain.

1. Musibah terjadi karena banyaknya kemaksiatan dan kezaliman, dalam Al-Qur’an surah Yasin ayat 19 yang biasa kita baca :

قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ ۚ أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ ۚ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ

“Utusan-utusan itu berkata: “Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas”.(Q.S.Yasin : 19).

2. Banyaknya kezaliman, kerusakan disebabkan ulah tangan mereka baik didaratan maupun di lautan :

ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Q.S.Ar-rum : 41).

3. Para tokoh dan kaum elit banyak melakukan kemaksiatan dan kezaliman. Para pemimpin yang ‘makan sumpah’ tidak akan korupsi tapi nyatanya masih banyak yang ‘nilep’ uang negara, alias korupsi ratusan juta dan bahkan miliaran rupiah.

Hartawan, orang-orang kaya yang hidup mewah ditengah penderitaan orang banyak; juga para tokoh agama yang menjual ayat-ayat Allah untuk kepentingan diri dan atau kelompok mereka.

Karena kezalimannya itu Allah turunkan bencana kepada mereka sebagaimana firmanNya :

وَإِذَآ أَرَدْنَآ أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا۟ فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا ٱلْقَوْلُ فَدَمَّرْنَٰهَا تَدْمِيرًا

“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya” (Q.S.Al-Isra : 16).

4. Banyaknya penduduk yang berbuat kezaliman :

وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ ٱلْقُرَىٰ حَتَّىٰ يَبْعَثَ فِىٓ أُمِّهَا رَسُولًا يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِنَا ۚ وَمَا كُنَّا مُهْلِكِى ٱلْقُرَىٰٓ إِلَّا وَأَهْلُهَا ظَٰلِمُونَ

“Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman” (Q.S.Al-qashash : 59).

Anak durhaka kepada orang tua, isteri berani dengan suami, perampok tega melukai dan membunuh sasarannya.

5. Orang-orang shaleh diam saat melihat kemunkaran, kemaksiatan dan kezaliman. Mereka tidak beramar ma’ruf nahi munkar. Terkait hal ini Allah SWT berfirman:

وَٱتَّقُوا۟ فِتْنَةً لَّا تُصِيبَنَّ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ مِنكُمْ خَآصَّةً ۖ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ

“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.(Q.S.Al-anfal : 25).

Padahal salah satu kewajiban kita umat Islam adalah untuk berdakwah, Amar ma’ruf nahi munkar sebagaimana firman Allah SWT :

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةُُ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلاَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ “

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung“.(Ali-Imran:104).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ

“Barang siapa yang melihat satu kemungkaran, maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya dan jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan itu selemah-lemahnya iman“. (HR Muslim).

Hadits ini menunjukkan bahwa tugas amar ma’ruf nahi munkar itu akan sangat efektif jika dilaksanakan dengan tangan atau kekuasaan. Para pejabat yang masih punya otoritas kekuasaan, akan sangat efektif untuk melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar.

Kalau kita diam atas kemungkaran yang nampak didepan mata kita, maka ini yg disebut ‘setan bisu’ setidaknya oleh seorang ulama salaf, Abu Ali Ad-Daqqaq, katanya :

الساكت عن الحق شيطان أخرس، والناطق بالباطل شيطان ناطق

“Orang yang diam dari kebenaran itu adalah setan bisu, namun orang orang bicara dengan kebatilan itu adalah setan yang berbicara”

Walau itu bukan hadits tapi hikmah diatas sejalan isinya dengan Alquran dan hadits yg berisi perintah amar ma’ruf dan nahi munkar.

Akankah kita menunggu azab Allah Ta’ala turun kepada kita, dikarekan kita mengabaikan, apatis dan acuh tak acuh dalam perkara amar ma’ruf nahi munkar.

Apakah kita melupakan sabda Nabi Muhammad Saw yang berbunyi :

وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ، وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ، أَوْ لَيُوْشِكَنَّ اللهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ، ثُمَّ تَدْعُوْنَهُ فَلاَ يُسْتَجَابُ لَكُمْ

“Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya, hendaklah kalian bersunguh-sungguh menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah kemunkaran, atau Allah akan menimpakan siksaan kepada kalian dari sisi-Nya, kemudian kalian berdo’a kepada-Nya tetapi Dia tidak mengabulkan do’a kalian.”(HR. At-Turmudzi. 2169)

Ayat tersebut menjelaskan, apabila amar ma’ruf nahi munkar tidak ditegakkan, maka do’a pun tidak dikabulkan. Lantas apa lagi yang kita tunggu!

Apakah kita akan mendiamkan kemungkaran yang merajalela, kemaksiatan di mana-mana, kemudian Allah Ta’ala murka dan menurunkan azab-Nya!

Walaupun didalamnya terdapat orang yang sholeh dan taat yang selalu berdoa kepada Rabb-Nya, ‎walaupun di dalamnya ada orang yang selalu shalat, infak, shadaqoh, puasa, tapi kalau dia ‎mendiamkan kemaksiatan maka tunggulah adzab dari Allah Ta’ala.

6. Karena Rahmat Allah SWT.
Perlu untuk diketahui bahwa terjadinya musibah dan bencana disamping sebagai azab, juga sebagai ujian atau cobaan untuk orang-orang beriman, apakah mereka bersabar dan tabah atas musibah itu atau tidak. Jika sabar dan tabah berarti lulus ujiannya, dan insya Allah mereka mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Allah SWT. Sebagaimana firmanNya :

{وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ (157)

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (QS. Al-Baqarah: 155) (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. (QS. Al-Baqarah: 156) Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah :157).

Semoga musibah dan malapetaka dapat kita hindari dengan tetap Istiqomah dalam bertaqwa kepada Allah SWT.

Wallahu a’lam bishshowab.

Penulis : Abd.Mukti (Pemerhati Kehudupan Beragama)
Editor : M Hendra E
Publisher : Nurul Anam

Tinggalkan Balasan