Hari Putri Lestari Diskusi Antisipasi Bencana Alam dengan Relawan Kebencanaan di Jember

oleh -652 views
Seorang peserta bertanya langsung kepada Hari Putri Lestari dalam acara sosialisasi Perda kebencanaan. (Foto: Guntur Rahmatullah).

JEMBER, Sabtu (27/11/2021) suaraindonesia-news.com – Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur, Hari Putri Lestari, S.H., M.H., menyelenggarakan diskusi terbuka membahas mitigasi bencana alam dengan para relawan kebencanaan di Jember, Sabtu (27/11).

Diskusi ini diawali dengan pemaparan dari beberapa narasumber di antaranya dari BPBD Jember, dan Korps Relawan Bencana Universitas Jember.

Adapun peserta terdiri dari unsur relawan kebencanaan serta pecinta lingkungan di Kabupaten Jember.

Salah satu pembicara yang dihadirkan dalam acara sosialisasi tersebut ialah Plt. Kepala BPBD Jembet, Sigit Akbari.

Sigit Akbari menyampaikan berbagai potensi bencana alam di Jember, mulai dari tanah longsor, banjir serta tsunami.

Sigit menjelaskan berbagai langkah prabencana yang telah disiapkan oleh Pemkab Jember, mulai dari pembentukan Destana (Desa Tangguh Bencana) dan Kencana (Kecamatan Tangguh Bencana), pelatihan dan peningkatan kapasitas relawan dalam penanganan bencana, simulasi kebencanaan serta pelatihan warga tanggap bencana.

“Sementara untuk langkah saat bencana kami melakukan kajian cepat dan penentuan status keadaan darurat bencana, pendistribusian bantuan, perlindungan pengungsi dan keamanan aset milik para pengungsi,” urai Sigit.

Sedangkan langkah pascabencana di antaranya rehabilitasi dan rekonstruksi sarana dan prasarana, sosial, ekonomi, kesehatan dan ketertiban lingkungan, bantuan stimulan rumah serta perbaikan infrastruktur.

Baca juga: Ini Upaya Penanggulangan Bencana yang Dilakukan Pemkab Jember 

Sementara itu, Anggota DPRD Jatim Hari Putri Lestari menyampaikan, masyarakat Indonesia sudah diperingatkan oleh BMKG bahwa saat ini sudah memasuki musim hujan, sehingga harus lebih waspada mengingat curah hujan akan lebih tinggi debitnya antara 20 hingga 70 persen.

Pemerintah dalam hal ini dinas terkait bersama masyarakat harus bersama-sama berupaya untuk meningkatkan antisipasi mengenai resiko yang mungkin terjadi.

“Kita sudah sering setiap musim hujan itu di Jawa Timur ya ada banjir, tanah longsor, kalau musim kemarau ada potensi kebakaran kan, itu semua tergantung daerahnya untuk lebih spesifik potensi bencananya, dan tidak kalah pentingnya kita sudah diingatkan tsunami di Pantai Selatan, kapan terjadinya itu sulit diprediksi tetapi kita sudah diwarning sedari dini sekarang,” ungkap Hari Putri Lestari.

Hari Putri menyebut persoalan ini sebenarnya bisa diatasi dengan disiplin menjaga keseimbangan lingkungan dan pengaturan tata kelola perkotaan seperti sistem drainase yang memadai, saluran sungai yang seimbang dengan potensi debit air, daerah resapan tanah, menjaga kelestarian hutan dan banyak lagi lainnya. Dia mendorong dinas terkait untuk gerak cepat sebelum terjadi yang tidak diinginkan.

“Jadi jangan nunggu banjir, jangan menunggu ada masalah,” imbaunya.

Mengenai anggaran, Hari Putri mengakui tidak bisa memenuhi 100 persen kebutuhan untuk kebencanaan, namun dia mendorong pemerintah desa, pemerintah kabupaten dan kota, provinsi serta pusat untuk berkolaborasi, serta menggunakan sistem menyicil langkah antisipasi dalam kurun waktu tertentu. Misal dalam waktu 5 tahun ke depan, dimulai saat ini titik mana saja yang perlu dibangun drainase, kondisi sungainya bagaimana apakah perlu dilebarkan dan dikeruk, tanah resapannya bagaimana itu semua dapat diprediksi sebelum bencana terjadi.

“Jadi dibuat skema, kebutuhan apa,masalahnya apa, pendanaan ini mau dibentuk seperti apa jadi memang perlu ada saling kerjasama, gotong royong itu intinya,” jelas Hari Putri.

Hari Putri menambahkan, urusan kebencanaan adalah urusan yang kompleks sehingga perlu keterlibatan lintas sektor.

“Itu untuk hilirnya, bagaimana antisipasi di hulunya, kondisi hutannya bagaimana jadi sangat kompleks, cara mengatasinya ya memang harus dicicil, ditetapkan jangka waktunya misal 5 tahun ke depan itu sudah tertata apa saja yang akan diperbaiki, bencana tidak bisa dihindari, namun bisa diminimalisir dampaknya,” pungkasnya.

Reporter : Guntur Rahmatullah
Editor : Redaksi
Publisher : Syaiful

Tinggalkan Balasan