Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Berita UtamaPolitikRegional

Gus Mamak: IPM Sampang Antara Data Statistik dan Kualitas

Avatar of admin
×

Gus Mamak: IPM Sampang Antara Data Statistik dan Kualitas

Sebarkan artikel ini
IMG 20240801 123603
FOTO ; KH Muhammad Bin Mu'afi Zaini (Gus Mamak), pengasuh Ponpes Nazhatut Thullab, Prajjan Camplong, Sampang, yang saat ini maju sebagai Bacabup di Pilkada Sampang Tahun 2024. (FT/Nora/SI)

SAMPANG, Kamis (1/8) suaraindonesia-news.com – Ada ungkapan menarik disampaikan KH Muhammad Bin Mu’afi Zaini (Gus Mamak), pengasuh Ponpes Nazhatut Thullab, Prajjan Camplong, yang juga Bacabup di Pilkada Sampang, Tahun 2024. Menurutnya, masalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pendidikan Sampang, yang rendah hanya data statistik.

Ungkapan itu disampaikan Gus Mamak, saat ditanya terkait IPM pendidikan Sampang yang rendah. Dikatakan, memang IPM pendidikan Sampang terendah. Tapi sebenarnya, masalah utamanya bukan hanya itu. Karena masalah yang lebih besar adalah kualitas dari IPM itu sendiri.

“Pertanyaannya, apakah betul anak–anak yang sudah lulus SMP, SMA, dan Kuliah mempunyai kemampuan yang layak untuk dikatakan sebagai anak dengan lulusan yang baik. Itu jadi masalah, karena kualitas IPM pendidikan Sampang, lagi-lagi ada Dispasitas atau jarak dengan kota besar,” jelasnya.

Tolak ukur paling sederhana lanjutnya, ketika anak itu ditarungkan di dunia kerja atau seleksi di Perguruan Tinggi dengan jurusan tinggi. Maka tingkat daya saingnya masih rendah. Kenapa, lagi-lagi kompetensi quality of educationnya yang masih rendah. Itu hasil analisis saya, karena proses yang tidak maksimal.

Baca Juga :  Baru Selesai Direhab, Atap Gedung Sekolah di Jember Roboh

Baca Juga: Ngopi Bareng Polres dan Media, Soroti Maraknya Operasi Lalu Lintas di Jalan

Gus Mamak melanjutkan, jika mau dipelajari benar-benar ada banyak proses pendidikan di Kabupaten Sampang, yang perlu diperbaiki dari proesnya. Proses itu sendiri terdiri dari dua yaitu, kuantitas jam dan kualitas pengajarnya. Karena, ada banyak sekolah di pedalaman desa yang kuantitas jam nya masih sangat rendah tidak sesuai dengan standar.

“Belum lagi kita bicara tentang kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran ada beberapa faktor dan itu Holistik banget serta butuh kajian-kajian yang mendalam. Karena Holistik jadi penyelesaiannya tidak bisa parsial,” ungkapnya.

Terakhir Gus Mamak menyampaikan, jadi karena IPM pendidikan Sampang rendah itu hanya urusan data statistik. Sangat mudah dan gampang untuk memperbaikinya. Tinggal diperbaiki polanya dengan nembawa data pembanding yang resmi, rilis, lalu di adu data dengan statistik. Mereka pasti tidak mau malu. Jadi akan merubah dengan sendirinya. Karena, urusan sekolah atau mondok ke pesantren di luar kota, bukan hanya terjadi di Kabupaten Sampang saja.

“Memang urusan dengan pemerintahan tidak bisa cuma main geruduk dan menuntut. Ada tehniknya yang harus dimainkan dengan cantik,” pungkasnya.

Sekedar diketahui, data Dewan Pendidikan Kabupaten Sampang, berdasarkan hasil monitoring, anak putus sekolah di Kabupaten Sampang, bisa dikatakan tidak ada. Karena, anak lulus SD ada yang tidak melanjut ke SMP tapi melanjut ke Ponpes diluar Sampang.

Baca Juga :  Angin Kencang Terjang Kota Batu, Rusakkan Rumah Warga, Kendaraan dan Puluhan Pohon Tumbang

Demikian pula yang lulusan SMP, ada yang tidak melanjut ke SMA tapi langsung ke Ponpes diluar Sampang. Sementara yang lulus SMA, melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri dan swasta juga diluar Sampang. Ironisnya, mereka semua di rumus statistik dianggap putus sekolah, karena belajar diluar Sampang.

Reporter: Nora
Editor: Amin
Publisher: Eka Putri