Pasar Hewan Ditutup, Ketua Paguyuban: Ini Awal Kehancuran Ekonomi

oleh -148 views
Salah Satu Pasar Hewan yang Ada di Kabupaten Sumenep.

SUMENEP, Senin (12/7/2021) suaraindonesia-news.com – Pasar merupakan pusat perputaran ekonomi Masyarakat, sehingga bisa dipastikan ekonomi masyarakat terancam sulit berkembang bilamana pasarnya tidak efektif digunakan sebagaimana semestinya pasar sebagai tempat transaksi jual beli barang, jual hasil tani dan ternak masyarakat setempat. Tidak bisa dibayangkan betapa susah nya masyarakat menjual hasil ternak dan taninya bilamana pergerakan pasar dipersempit apa lagi di tutup.

Hal itulah, yang dihawatirkan Samauddin, Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Kambing, Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur

Samauddin meminta pemerintah untuk mengkaji ulang kebijakan penutupan pasar hewan, karena akan berimbas besar pada pada lumpuhnya perekonomian masyarakat.

“Sudah dipastikan kesulitan masyarakat menjual hasil ternaknya, kalau pasar di tutup,” tegasnya.

Pria yang akrab disapa Udin itu menjelaskan, bahwa kebijakan penutupan tersebut tidak hanya berimbas kepada pedagang, melainkan juga akan berimbas kepada masyarakat secara umum. Masyarakat akan kelimpungan karena tidak bisa menjual hewan ternak mereka.

Udin menilai bahwa momentum hari raya qurban saat ini merupakan hal yang sangat ditunggu-tunggu para peternak sapi dan kambing karena banyak masyarakat mencari hewan qurban.

“Kebiasaan masyarakat menunda menjual ternaknya dihari-hari sebelumnya karena menunggu momentum hari raya qurban, dengan harapan harga ternaknya dibeli dengan harga yang lebih mahal, tapi harapan itu akan pupus karena kebijakan penutupan pasar hewan,” paparnya.

Bagi masyarakat, lanjut dia, menjual hewan peliharaannya untuk tidak hanya untuk membeli kebutuhan sehari-hari, melainkan juga untuk mencukupi kebutuhan yang lain. Salah satunya untuk kebutuhan biaya pendidikan anak. Apalagi, saat ini mulai memasuki tahun pelajaran baru.

Baginya anjuran agar transaksi penjualan hewan agar dilakukan secara online hanyalah omong kosong saja, karena peternak Madura rata-rata tidak punya hp android kalaupun ada belum tentu bisa memasarkan secara online, apa lagi kebiasaan org madura menjual ternaknya ada tawar menawar nya, demi kepuasan penjual dan pembeli, berbeda dengan proses jual barang lainnya seperti sembako, pakaian lainnya.

“Ia jika pakai online, pembeli bisa tertipu. Karena barang yang dijual bisa tidak utuh, misalnya sapi atau kambingnya pincang. Jika itu terjadi, pembeli tentu merasa dirugikan,” jelas dia.

Oleh sebab itu, pihaknya berharap kebijakan penutupan pasar hewan tersebut dikaji ulang. Hal itu kata dia demi menjaga tatanan ekonomi masyarakat lebih baik.

“Carikan solusi lain, yang penting jangan ditutup,” harapnya.

Sebelumnya diberitakan, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Sumenep menutup pasar hewan untuk sementara sampai Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat selesai.

Langkah tersebut sebagai langkah kongkrit untuk mengendalikan penyebaran virus corona yang selama ini terus meningkat. Penutupan dilakukan karena dinilai mengundang kerumunan.

“Kami bersama Forkopimda Kabupaten Sumenep akan terus melakukan kordinasi dan kerjasama yang kompak untuk memutus matarantai penyebaran Covid-19 ini di Kabupaten Sumenep. Maka dari itu semua pasar hewan yang ada di Kabupaten Sumenep untuk sementara ditutup karena mengundang kerumunan massa,” kata AKBP Rahman Wijaya Kapolres Sumenep, sebagaimana rilis di group WhatsApp Mitra Humas Polres Sumenep.

Reporter : Sudirman
Editor : Redaksi
Publisher : Syaiful

Tinggalkan Balasan