Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Pendidikan

Direktur Paud Institute: Pendidikan Dini Harus Memerdekakan Jiwa Anak

Avatar of admin
×

Direktur Paud Institute: Pendidikan Dini Harus Memerdekakan Jiwa Anak

Sebarkan artikel ini
IMG 20170507 125720

Reporter: Topan

JAKARTA, Minggu (7/5/2017) suaraindonesia-news.com – Pendidikan harus Memerdekakan jiwa anak, terlebih di dunia pendidikan anak usia dini (PAUD), kita tidak hanya mengajarkan untuk mereka bisa, tapi bagaimana mereka bahagia, Karena dengan bahagia mereka akan tumbuh kepercayaan dirinya serta akan berani untuk tampil, hal ini di ungkapkan Direktur Paud Institute, Dhanang Sasongko, Minggu (7/5/2017).

“Dengan kepercayaan diri mereka akan mampu mandiri dan penuh motivasi dalam mengeksplorasi potensi dan kemampuan yang ada pada dirinya serta mampu memecahkan masalah yang dihadapinya,” Katanya.

Dengan demikian kata Dhanang, maka akan terbentuk citra diri yang positif, dan yang paling penting adalah penguatan ahklaq dan karakter.

Baca Juga :  Hadiri Syukuran Tahun Baru dan Penyerahan Gedung Baru UPT Puskesmas Hiliweto Gido, Ini Kata Bupati Nias

“Jangan lupa Mereka (anak, red) akan hidup di jaman yang berbeda dengan kita saat ini, mereka akan masuk pada era digital, menjadi generasi milenial,” ujar Dhanang.

Dikatakan Dhanang, Generasi milenial, generasi yang sudah mengenal digital sejak anak anak, akrab dengan tehnologi, mudah mencari segala informasi dari internet dan berinteraksi dengan jejaring media sosil, mereka adalah penduduk asli dunia digital saat ini, dan yang akan melibas bisnis konvensional di masa depan.

“Keakraban dengan tekhnologilah yang akhirnya mereka mudah melakukan aktivitas bersamaan, bahkan belajar bisa sambil nonton, mendengarkan musik atau bermain medsos, tapi tetap masih bisa berpikir unik dan kreatif, kita bisa lihat banyak tumbuhnya bisnis digital, dari gojek sampai traveloka,” tutur Dhanang.

Baca Juga :  Ketum KMKI Dilantik, Berikut Strategi Kerjanya

Menurutnya, Dunia pendidikan melalui kurikukum dan sumber dayanya harus bisa mengikuti kemajuan ini, menyiapkan kurikulum yang mampu menguatkan akhlaq dan mental generasi milenial, agar mampu melindungi dirinya sendiri dari pengaruh negatif lingkungan.

“Karena generasi ini menginginkan segala sesuatu serba instan dan praktis, hal ini membuat mereka cenderung tidak sabaran, kurang menghargai proses dan mudah putus asa ketika menghadapi kesulitan dan tantangan,” terang Dhanang.

Lanjut Dhanang, oleh karenanya butuh peran orang tua, guru, masyarakat dan pemerintah dalam menguatkan generasi milenial kita, himbau Dhanang.