Pasien BPJS Kecewa Dengan Layanan RSU Soewondo Pati

oleh -404 views

Reporter: Aris

Pati, suaraindonesia-news.com – Hendro warga Desa Tambaharjo, Kecamatan Pati pasien patah tulang iga atas akibat kecelakaan tunggal yang dirawat di ruang Wijaya Kusuma III RSU Soewondo menggunakan BPJS, keluarganya kecewa dengan pelayanan oknum salah satu perawat yang ada diruang tersebut.

Salah satu keluarga korban Legianto merangkan kepada Wartawan, Hendro masuk RSU hari Sabtu, 25/06/2016, akibat kecelakaan tunggal di perbatasan Pati-Kudus.

Masuk UGD RSU Soewondo pasien hanya diberikan pertolongan semacam handyplast. Minggu pagi pasien merasa kesakitan akibat patah tulang iga atas. Keluarga bermaksud konsultasi sama perawat agar segera di operasi, tetapi alangkah kagetnya keluarga mendengar jawaban perawat.

“Katanya kalau operasi hari minggu harus membayar 2 kali lipat, kalau mau silahkan di rembuk keluarga, kata perawat. Maka dengan penjelasan itulah, keluarga sangat kecewa. Padahal Hendro adalah pasien yang sudah memakai jaminan BPJS,” kata Legianto.

Dalam hal ini wartawan mengkonfirmasi dengan salah satu petugas bagian operasi yang tidak mau disebut namanya mengenai kebenaran tarif 2 kali lipat jika operasi dilakukan hari Minggu.

Dari penjelasan salah satu pegawai bagian operasi mengatakan itu tidak betul, pasien bisa dilakukan operasi kapan saja tetapi harus mengikuti operator bagian Kedokteran.

“Memang ada operasi yang dikenakan tarip sendiri yang sudah di Perdakan, yaitu operasi mendesak demi keselamatan pasien (SITO). Itupun tidak ditarip 2 kali lipat karena sudah di atur dalam Perda,” jelasnya.

Dari penjelasan perawat tersebutlah, keluarga pasien merasa tidak diberi pelayanan yang sebenarnya, harusnya diberikan penjelasan yang sejelas-jelasnya agar keluarga bisa memplaning kecukupan biaya dan melihat kondisi pasien yang kesakitan.

“Bukannya malah di takut-takuti dengan biaya 2 kali lipat,” imbuhnya Legianto.

Ketika wartawan mengkonfirmasi ke salah satu perawat di ruang Wijaya Kusuma III soal kebenaran tarip operasi tersebut, juga menjelaskan itu tidak benar, hanya oknum yang kurang pemahaman yang bicara seperti itu kepada keluarga pasien.

“Kita tidak tahu siapa yang mengatakan sepeti itu kepada keluarga pasien. Biar nanti saya konfirmasi kepada administrasi,” jelas salah satu perawat yang jaga di ruang Wijaya Kusuma III.

Tinggalkan Balasan