Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Berita UtamaPendidikanPeristiwaRegional

Seorang Bayi Harus Kehilangan Nyawanya, Diduga Karena Kelalaian Pelayanan Puskesmas di Sumenep

Avatar of admin
×

Seorang Bayi Harus Kehilangan Nyawanya, Diduga Karena Kelalaian Pelayanan Puskesmas di Sumenep

Sebarkan artikel ini
IMG 20231121 184432
Foto : Ilustrasi Bayi

SUMENEP, Selasa (21/11/2023) suaraindonesia-news.com – Pelayanan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur dikeluhkan warga karena diduga mengorbankan nyawa seorang Bayi yang baru berusia tiga hari.

Bayi tersebut harus alami na’as kehilangan nyawanya dalam perjalanan menuju ke rumah sakit Kabupaten Sampang.

Pihak dari keluarga bayi mengklaim kejadian insiden nahas itu disebabkan atas kelalaian petugas kesehatan.

Kejadian ini bermula saat Rumnaini istri dari Aziz warga Tamidung Dusun Mojung melahirkan anak keduanya di Puskesmas Batang-batang dalam kondisi baik.

Sekitar pukul 09.00 pagi pihak korban diperkenankan pulang karena bayi dalam kondisi baik dan tidak ada gejala apapun kemudian disuruh kembali hari Sabtu guna dilakukan cek Laboratorium.

Aziz Suami dari ibu korban mengatakan pihaknya kembali ke Puskesmas untuk melakukan cek Laboratorium pada hari Sabtu 18/11/2023, lalu dari pihak Puskesmas melakukan pengambilan sample darah bayi guna melakukan tes kestabilan pada tubuh si bayi.

Baca Juga: Tingkatkan Pelayanan, BPRS Bhakti Sumekar Sumenep Luncurkan Layanan Fasilitas PPK dengan BBS Mobile

“Usai pengambilan darah pihak Puskesmas memperkenankan pulang lantaran tidak ada gejala apapun dan kondisinya bayi kami masih sehat serta Stabil,” ucapnya.

Namu kata ayah korban Aziz tiba-tiba hari Sabtu malam Minggu hingga Senin malam tubuh bayinya mengalami drop demam dengan panik dan pihaknya langsung membawa bayinya ke Puskesmas Batang-batang kembali.

“Setibanya kami disana, pihak Puskesmas Batang-batang menyampaikan ketidakmampuannya sehingga di suruh rujuk ke Rumah Sakit Islam (RSI) Kalianget,” terangnya.

Namun, setibanya di RSI, pihak RSI juga menyampaikan hal yang sama dengan Puskesmas Batang-Batang, sehingga keluarga korban kembali membawanya ke salah satu Rumah Sakit di Kabupaten Sampang.

“Namun ditengah perjalanan anak kami, tepatnya di Kabupaten Pamekasan, nyawa Bayi kami sudah tiada,” pungkasnya dengan nada sedih.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Puskesmas Batang-batang, dr. Fatimatus Insoniyah mengungkapkan, pengambilan sampel darah bayi Rumnaini sudah dijalankan sesuai prosedur.

Baca Juga :  Buka Apel Komandan Satuan, Ini Penekanan Pangdam XII/Tpr

Baca Juga: Peduli Palestina, BPRS Bhakti Sumekar Salurkan Bantuan Senilai Rp 20 Juta Melalui Baznas Sumenep

“Cara pengambilan sampel darah, kami sudah bekerja sesuai dengan SOP, kami sudah bekerja dengan prosedur, petugas kesehatan yang melakukan sudah lengkap, sudah punya SPM, juga sudah punya wewenang klinis,” kata Fatimatus saat dikonfirmasi media melalui sambungan teleponnya, Selasa (21/11) sore.

Menurutnya, secara teknis pengambilan sampel darah bayi itu dilakukan beberapa tahap.

Mulai dari pemberian perban hingga penyuntikan di bagian tumit bayi. Kemudian, setelah itu ditutup diiringi dengan pemberian alkohol.

“Insya Allah pihak dokter yang RSI sudah menjelaskan kenapa bayinya itu panas, kemudian kenapa bayinya sesak hingga meninggal dunia. Jadi kematian bayinya itu bukan karena (SHK), tapi karena ada penyakit lain,” kata Fatimatus mengungkapkan.

“Itu ada infeksi, tapi sebaiknya untuk lebih jelasnya bisa langsung ditanyakan pada RSI Kalianget,” imbuhnya lebih lanjut.

Di sisi lain, pihaknya juga melakukan upaya klarifikasi efek samping dari pengambilan sampel darah bagi bayi baru lahir.

“Jadi untuk SHK itu tidak ada efek samping, apalagi sampai menimbulkan panas dan sesak. Sedangkan untuk alat SHK-nya langsung dibuang, atau sekali pakai. dan itu kita dapatnya dari Dinas Kesehatan,” kata dia menerangkan.

Dirinya mengatakan, insiden seperti ini baru pertama kali terjadi di Puskesmas Batang-batang.

“Jadi sudah banyak bayi yang dilakukan SHK, yang jelas sudah puluhan bayi dan tidak terjadi apa-apa,” katanya.

Di waktu yang sama, Humas RSI Kalianget, dr. Yanti, membenarkan bahwa bayi Rumnaini dirujuk ke rumah sakit tersebut.

“Iya benar,” kata Yanto dari bilik telepon.

Ditanya soal infeksi yang terjadi pada bayi tersebut, Yanti mengaku masih akan menanyakan kepada dokter yang menangani.

“Yang tahu itu dokter yang merawat ya. Kita belum ketemu dengan dokternya, kita hanya jelaskan alurnya saja,” kata Yanti.

Pihaknya hanya menjelaskan, bahwa setelah dari RSI Kalianget kemudian si bayi dirujuk ke rumah sakit yang ada di Kabupaten Sampang, dengan alasan keterbatasan alat.

“Karena memang kami tidak memiliki alat untuk penanganan lebih lanjut, sehingga kami menyarankan untuk dirujuk ke Sampang,” pungkasnya.

Reporter : Ari
Editor : Amin
Publisher : Eka Putri