Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating

Merasa Dijadikan Kelinci Percobaan KPD Audiensi Dengan RSUD Bangkalan

Avatar of admin
×

Merasa Dijadikan Kelinci Percobaan KPD Audiensi Dengan RSUD Bangkalan

Sebarkan artikel ini
IMG 20161126 WA0039

Reporter: Anam

Bangkalan, Sabtu (26/11/2016) suaraindonesia-news.com – Gencarnya pemberitaan mengenai ketidak layakan RSUD Samrabu Bangkalan mendapat akreditasi tipe B khusunya pada sector pelayanan yang selama ini dikeluhkan oleh masyarakat terutama yang disampaikan oleh legislator Jawa Timur (Mahhud S. Ag) dalam minggu-minggu ini khususnya mengenai pelayanan terhadap Mukaffi salah satu Anggota Komisi D DPRD Bangkalan hingga membuat Mahhud mempertanyakan pada kelayakannya RSUD tersebut dalam menyandang status akreditasi tipe B.

“ini kok sepertinya nyawa diperdagangkan. Ini bukan hanya menurut saya, masyarakat juga menilai begitu” terang Mahhud seperti yang ditulis oleh madurapos.com baca “Akreditasi dan Pelayanan RSUD Syamrabu Dipertanyakan”.

Dari keadaan tersebutlah KPD bersepakat untuk menggelar audiensi dengan pihak RS Samrabu pada jumat (25/11) kemarin dengan mengundang beberapa rekan media baik online maupun cetak untuk meliput atas klarifikasi yang disampaikan oleh pihak rumah sakit secara langsung.

Pada kesempatan pembukaan audiensi tersebut Moh Mubarok menyampaikan didepan pihak rumah sakit bahwa dirinya merasa ayahnya dijadikan sebuah kelinci percobaan oleh tenaga medis, pasalnya sewaktu salah satu petugas RS hendak memasang selang infuse dengan perlakuan yang mencurigakan atas minimnya kualitas SDM yang dimiliki oleh pihak rumah sakit karena pada waktu itu sampai beberapa kali menusukkan selang infuse ditangan ayahnya sehingga membuat dirinya merasa geram.

Baca Juga :  Ketua DPRD Kota Bogor : SKB Untuk Cegah Penyebaran Virus Corona

“Pada waktu sekitar 2009 saya menganggap almarhum ayah saya dijadikan dalam tanda kutip sebagai kelinci percobaan oleh pihak rumah sakit, ketika ada dokter yang membawa dua atau tiga, itu mungkin anak magang, cuman bapak itu ketika disuntik istilahnya lok teppak bu dipalek gini kemudian saya sentak ini bukan kelinci percobaan. Setelah itu hasil diagnosa ayah saya tidak diberitahukan secara langsung pada kami selaku pihak keluarga malah saat kami konfirmasi dia menjawab, bukan kewenangan kami pak sampean langsung tanyakan saja kepada yang disana, padahal dalam pemahaman kami hasil diaknosa akan langsung diberitahukan pada kami selaku fihak keluarga, Kemudian pada tahun 2013 atas nama Bu Robiah Desa Soket Laok Dsn Gundul beliau ini memakai akses SKTM kami mengangap (pelayanannya, Red) ada perbedaan dengan pasien yang melalui jalur umum, juga mengenai pasien yang dari Ds Katol Barat itu bagi kami alasannya kurang rasional karena terselip kasus fotocopy dapat menghambat proses pelayanan saat dirujuk ke RS Dr Soetomo pada waktu itu sehingga alasan itu kami anggap kurang professional dan tidak rasional, terkait kasus kk Mukaffi kami ingin tahu klarifikasi dari pihak rumah sakit karena kami merasa dari tahun 2009 hingga saat ini sepertinya tidak ada perbaikan khususnya pada sektor pelayanan mohon adanya klarifikasi yang besifat keterbukaan” tutur Mubarok memberikan pengantar.

Baca Juga :  Dandim 0110/Abdya Pimpin Rapat Terbatas Terkait Keluhan Lalat Di kecamatan Kuala Bate

Namun demikian Drg Yusro Dirut RSUD menyatakan bahwa rumah sakit sudah mengalami peningkatan, dirinya mengatakan sekarang ada peningkatan bahkan dirinya mencontohkan perbadingan antara keadaan dulu dengan saat ini.

“Artinya kalau dulu satupun tidak sembuh sekarang bisa lebih dari dua belas pasien bisa sembuh artinya rumah sakit kita ada peningkatan dari sisi kompetensi, jadi selama ini dari masing-masing temen medis sudah dinilai kompetensinya oleh tim ahli masing-masing yang telah kami datangkan sesuai dengan bidangnya, kedepan kalau ada rasa diskriminasi terhadap pasien maupun pihak keluarga bisa langsung lapor nanti kita perbaiki bersama-sama” terang Drg Yusro direktur utama RSUD Bangkalan.