Suara Indonesia-News.Com, Kota Batu – Mengutip pemberitaan media beberapa waktu lalu jika di Kota Batu peternak susu sapi menyambut gembira program pemerintah Kota Batu tentang minum susu gratis bagi siswa sekolah dengan dalih mencerdaskan anak bangsa serta solusi melimpahnya produksi susu sapi di Batu, di tepis oleh Lembaga Pemantau Penyelenggara Pengeluaran Keuangan Negara dan Daerah ( LP3KND )
” Pertama, kami melihat bahwa program pemberian susu gratis oleh pemerintah kota batu kepada siswa siswi sekolah se kota batu melalui dinas pendidikan hanya akal akalan untuk keluarkan anggaran saja, ” ungkap Direktur LP3KND Supriyadi. Rabu (08/04/2015).
Menurutnya, kami akan evaluasi dan mengawasi pelaksanaan kegiatan itu, pasalnya, kata dia, ada dugaan Gratifikasi serta kelebihan anggaran pada kegiatan pengadaan susu yang mencapai angka 5 miliar tersebut,” tandasnya
Sahabat dan juga rekan pengacara kondang Farhat Abbas ini mengatakan, anggaran pengadaan itu, kata dia, terlalu besar dan tidak ditenderkan, tidak bisa serta merta ditunjuk lembaga / perusahaan tertentu melalui kepala sekolah masing – masing, dan itu rawan sekali pelanggaran serta diselewengkan
Pertanyaannya, kata dia, kalau dinas pendidikan berargumentasi bahwa dana pengadaan itu di swakelolakan kepada sekolah masing masing, kenapa hanya lembaga / perusahaan tertentu saja dalam hal ini KUD Batu yang bisa melaksanakan kegiatan itu, bukankah sekolah bebas memilih perusahaan susu manapun untuk mencukupi kebutuhannya
Lalu, kata dia, bagaimana mekanisme pembelian serta pengadaannya, ini bukan puluhan atau ratusan anak didik yang di berikan susu gratis, melainkan ribuan, dan mampukah perusahaan pengelolaan susu hanya satu tempat itu melayani ribuan murid dua kali seminggu.
Dan yang kedua adalah susu itu sendiri. Kata dia, jangankan di Kota Batu. Jawa Timur saja masih terus kekurangan produksi susu sapi, seperti tahun-tahun sebelumnya, untuk memenuhi kebutuhan susu sapi Dinas Peternakan Jatim mendatangkan sapi impor. Tahun ini ditargetkan akan mengimpor sapi perah asal Australia sebanyak 450 ekor.
Mengutip keterangan Kepala Dinas Peternakan Jatim, Maskur, kemarin menyebutkan, Jatim ini kekurangan 30 ribu ekor sapi perah untuk bisa mencukupi produksi susu bagi keperluan konsumsi dan industri pengolahan susu (IPS). Dan tiap tahun kami mengimpor 450 ekor sebagai stimulan agar ketergantungan impor susu perlahan bisa berkurang,” kutibnya.
Dengan demikian, tandas Supriyadi, tidak ada kajian statistik serta argumentasi yang membenarkan jika produksi susu sapi di Kota Batu dan Jawa Timur umumnya melimpah ruah sehingga seolah olah memberikan susu gratis kepada siswa sekolah di Kota Batu sebagai bentuk kegiatan membantu peternak sapi untuk menjual produksi susu ternaknya yang dikemas dalam program susu gratis,” pungkasnya. (Kurniawan).
