LUMAJANG, Senin (16/7/2018) suaraindonesia-news.com – Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Lumajang terpilih H Thoriqul Haq MML dan Ir Hj Indah Amperawati MSi, hadiri acara Halal Bi Halal Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kabupaten Lumajang, di salah satu rumah makan, semalam.
Dari pantauan awak media, acara itu berlangsung gayeng, penuh tawa gembira, dan spesial, karena Bupati Lumajang terpilih, Cak Thoriq, panggilan akrabnya itu alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia-Nahdlatul Ulama (PMII-NU) dan Wakil Bupati nya, yang dipanggil akrabnya Bunda Indah tersebut, adalah alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pelajar Islam Indonesia (PII), dan Muhammadiyah.
Malam itu, Cak Thoriq dan Bunda Indah, oleh Kader HMI dan KAHMI Lumajang secara bersama-sama diberikan kesempatan untuk ‘berorasi’ di hadapan mereka.
“Saya bersama Bunda Indah sejak awal membangun komitmen berbagi tugas. Bagi saya itu bukan beban berat. Bunda punya kemampuan sebagai seorang birokrat dan keahlian di bidang pemerintahan,” kata Cak Thoriq kepada media waktu itu.
Menurut mantan anggota DPRD Propinsi Jawa Timur ini, karena Bunda Indah sudah paham birokrasi, kedepan Bunda Indah yang mengaturnya.
“Itu komitmen awal saya dengan Bunda yang disampaikan di depan publik agar mereka paham dan mengikat. Kalau disampaikan kepada masyarakat, maka mereka juga merekam apa yang saya sampaikan. Saya juga tanpa beban,” tambahnya.
Makanya, sewaktu ada Camat dan Kepala Dinas yang mengucapkan selamat atas kemenangan Cak Thoriq dan Bunda Indah dalam pilkada 2018 lalu, Cak Thoriq sampaikan ucapan itu ke Bunda Indah.
“Begitu pula saat ada Camat beserta seluruh perangkatnya sowan ke rumah, saya tidak bisa menolak. Tak kekurangan akal, saya undang Bunda Indah agar bisa bertemu juga dengan mereka di rumah saya,” bebernya lagi.
Cak Thoriq menyadari, pada awal-awal ketemuan, Bunda Indah jarang sekali ‘cengengesan’, setelah ketemu tiap hari katut ‘cengengesan’ juga.
“Demikian pula dengan saya. Seperti kebiasaan Bunda Indah, pada waktu sosialisasi atau kampanye kemudian dengar adzan, wajib berhenti dulu, cari masjid untuk shalat berjamaah. Waduh, Bunda Indah. Benar-benar orang Muhammadiyah. Coba seperti orang NU, jam 2 kan masih bisa shalat dhuhur,” ujar Cak Thoriq bercanda lalu tertawa diikuti para undangan yang hadir.
Akhirnya, yang semula Cak Thoriq agak “ndleyer-ndleyer” akhirnya bisa mengikuti arus Bunda Indah. Bunda Indah yang awalnya rodhok kenceng, sekarang bisa cengengesan ketika dengan dirinya.
“Sekarang ada isu, mungkin juga perencanaan politik orang lain yang akan mengadu-domba saya dengan bunda. Saya katakan, tidak akan ada yang mengadu domba saya dengan Bunda Indah. Siapapun itu orangnya. Wong yang diomongkan orang ke saya, saya sampaikan ke Bunda Indah, dan yang diomongkan orang ke Bunda Indah, Bunda Indah sampaikan ke saya. Jadi, kami berdua menjaga posisi dan sikap masing-masing untuk saling memahami,” imbuhnya.
Saat pertama kali bertemu, menurut Cak Thoriq, sosok Bunda Indah mau memberikan masukan, namun masih mencari bahasa yang halus.
“Saya sampaikan gak apa-apa Bunda. Saya berterima kasih dapat masukan. Begitu juga ketika Bunda Indah membuat status sing rodhok…., rodhok kenceng saya memberikan masukan kalau status itu kurang elok, kurang pas. Akhirnya, ada titik temu. Nah, titik temu dan kesamaan ini diharapkan terjalin dan tercipta dalam pemerintahan Lumajang kedepan. Ada sinergitas dan rukun antara bupati dan wakilnya,” kataya lagi.
Sementara Bunda Indah, yang berdiri berdampingan dengan Cak Thoriq, menyampaikan, bahwa pertama kali Bunda Indah ingin sampaikan rasa terima kasihnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Wakil Bupati Lumajang dr Buntaran Supriyanto MKes.
“Sebab beliau adalah salah satu faktor kemenangan saya adalah abang dr Buntaran,” kata Bunda Indah yang diikuti teouk tangan para hadirin semuanya.
Semangat Bunda Indah, untuk menang waktu itu semakin tinggi ketika melihat pemerintahan ini diacak-acak dan dirusak oleh alumni sekolah kader pemerintahan sendiri.
“Semangat saya semakin tinggi untuk menang ketika Bang Buntaran terus dizalimi. Seandainya saya belum pensiun, maka saya lah yang akan ada di garis depan membela beliau. Sayang saya sudah pensiun. ‘Tenang Pak Bun, saya pasti menang’, itu kalimat yang selalu saya sampaikan kepada beliau waktu itu,” jelas Bunda Indah.
Banyak orang bertanya, kok bisa Cak Thoriq dan Bunda Indah menangnya dan angkanya tinggi.
“Terus terang saja, setiap hari selama 6 bulan kami turun ke 8 hingga 10 titik. Kami bertemu masyarakat. Sampai-sampai Cak Thoriq sering minta libur tidak turun ke bawah. Saya bilang ke Cak Thoriq ‘sampeyan pingin menang opo ndak, cak?,” katanya lagi.
Bisa dibayangkan, di Kecamatan Pasirian survenya Pasangan Cak Thoriq-Indah, kalah. Bahkan 3 kali survey tetap kalah.
“Padahal mimpi saya di Pasirian harus menang. Saya sampaikan ke Cak Thoriq. Cak, aku kepengin di Pasirian dan Lumajang kudu menang akeh. Yang lain gampang. Akhirnya 3 hari berturut-turut kami turun ke Pasirian. Tiap hari 8 titik dan titik kelima pasti kami berpisah. Sampai Cak Thoriq pergi Umroh saya turun sendirian ke Pasirian selama 3 hari. Akhirnya di sana kami menang banyak,” pungkasnya.
Reporter : Achmad Fuad Afdlol
Editor : Agira
Publiser : Imam













