PROBOLINGGO, Senin (18 September 2017) suaraindonesia-news.com – Dinas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Probolinggo menertibkan belasan pelajar yang bolos atau keluyuran saat jam pelajaran berlangsung di sekolah mereka.
Belasan pelajar yang terdiri dari 10 pelajar SLTA dan 4 pelajar tingkat SLTP tersebut digaruk petugas di Kawasan Jalan Sunan Bonang dan GOR Mastrip sekira Pukul 10.00 WIB ketika lagi asyik bermain. Saat didatangi petugas para pelajar yang membolos sekolah ini tidak berkutik, lantaran dikepung anggota Satpol PP begitu banyak, Senin pagi (18/9).
Baca Juga: Kaskolinlamil Terima Kunjungan Deputy Commander Eastern Theater Command The Pla Navy
“Saya bolos sekolah karena sudah terlambat datang, akhirnya tidak boleh masuk,” ujar salah satu siswa SMK kepada wartawan.
Rata – rata para siswa yang diamankan ini mengakui sengaja keluar pada jam pelajaran, karena kosong, alias guru jam pelajaran tidak mengajar. Ketimbang jenuh di dalam kelas, mereka memilih keluar untuk mengusir perasaan bosan dalam kelas.
Pelajar yang membolos itu juga ada yang beralasan keluar, lantaran tidak menyukai mata pelajaran yang jam itu dijadwalkan. Ada juga yang beralasan karena gurunya yang tidak senangi.
Kepala Dinas Satpol PP Kota Probolinggo, Sudiman, mengungkapkan, oparasi bina siswa ini dilakukan karena adanya laporan dari masyarakat yang melihat para siswa nongkrong saat jam pelajaran berlangsung.
“Jadi ini juga menjadi keluhan masyarakat yang melihat banyaknya siswa keluar sekolah saat jam belajar berlangsung,” ungkapnya.
Baca Juga: Pelayanan Pos Cabang Sumenep Perlu Ditinjau Ulang, Ini Alasannya
Sudiman mengatakan, razia Bina Siswa ini sebagai satu upaya agar ada efek jera bagi siswa yang ketangkap membolos. Para pelajar yang terjaring razia karena membolos harus membuat surat penyataan tidak akan mengulangi lagi perbuatannya. Selanjutnya pihak sekolah dan orang tua mereka juga dipanggil datang ke Mako Dinas Satpol PP agar mengerti.
Kepada belasan pelajar, Sudiman meminta agar tidak lagi keluyuran dan harus memiliki rasa kasihan kepada orang tua mereka.
“Apa yang kalian banggakan, seharusnya kalian belajar dan tidak keluyuran. Kalian harus kasihan dengan kedua orang tua kalian,” tuturnya.
Lucunya lagi, saat para siswa diminta menghafal Pancasila dan lagu kebangsaan, ternyata ada sejumlah siswa yang tidak hafal Pancasila dan lagu kebangsaan Indonesia. (Singgih).