Pulau Tello, Senin (31 Juli 2017) suaraindonesia-news.com – Tepat pada (29 Juli 2017) seorang wisatawan lokal berkunjung ke beberapa pantai yang ada di pulau tello. Adapun pantai yang di tuju Sibolo, Baluta, Sifika dan Sibaranun.
Wisatawan lokal tersebut sangat tersanjung pada indahnya panorama pantai yang ada di pulau tello dan beberapa pulau lainnya.
Adapun mereka berinisial Jl, SR, TG, dan JG Pulau pertama yang di tuju adalah salah satunya pulau sibolo. Baca Juga: Hari Ketiga Pembahasan LKPJ, Dewan Pertanyakan Realisasi APBK 2016
Namun sesampainya di bibir pantai Sibolo ada seseorang yang tak di kenal berlari dari resort PT. Tanah Mimpi Indah Tello langsung menghampiri mereka dan mengatakan tidak bisa naik ke atas karena ada tamu/tourist asing yang tak bisa terganggu dengan kedatangan mereka.
Perlakuan satpam yang tak di kenal itu membuat wisatawan lokal inisial Jl dan SR itu merasa tidak nyaman dan menceritakan kepada TG dan JG sesaat di tempat teduh bahwasanya tadi ada orang yang melarang untuk main ke atas yang ada resort.
Sesaat kemudian datanglah satpam lainnya inisial RL yang cukup di kenal oleh TG dan JG saling sapa dan sempat menanyakan apa beliau ini yang melarang untuk ke atas? JL mengatakan bukan ada satu lagi wajahnya agak banyak bekas jerawatnya.
Satpam inisial RL tersebut mengatkan “mungkin karena lagi ada tamu makanya di larang,” ujarnya.
Namun JL dan SR menyayangkan tindakan yang di lakukan oknum satpam tersebut dengan tindakan yang tak semestinya terjadi.
“Kita kan orang pribumi, asli orang indonesia gak mesti begitu caranya, masa baru turun dari bod kita langsung ada acara larang melarang, kan aneh,” ujarnya.
SR juga mengatakan tidak mesti begitu tugas seorang satpam, kalau kita sudah masuk pada area resort tersebut mungkin sah sah saja karena mungkin itu wilayah atau hak mereka.
“Tapi ini baru sampai di bibir pantai kok langsung melarang jangan naik ke atas. Kita juga tau aturan kok,” tandasnya.
Maksud dan tujuan kedatangan kita di pulau tello memantau pengerjaan kantor BANK SUMUT di Pulau Tello kami ini dari kantor pusatnya dan kedatangan kita disini membuat hati tergugah dan tertarik pada pantai dan keindahan alamnya dan kita sewa bod untuk bisa jalan ke beberapa pulau bukan pada bangunan resortnya.
“Kalau masalah bangunan resortnya dan mau lihat Bule tinggal ke Bali aja,” jelasnya.
Melihat hal demikian tim media mencoba meminta komentar salah seorang yang punya resort di pulau tello tentang hal tersebut, DD mengatakan itu namanya cari cari kerja.
“Gak boleh begitu, batas tanah yang dimiliki resortnya kan ada, apakah bibir pantai juga merupakan milik resort? Itu mestinya tidak dilakukan, tourist kan bukan hanya orang asing lokal juga ada,” kata dia.
“Harapan kita pimpinan perusahaannya lebih memperhatikan hal tersebut,” Imbuhnya lagi.
Di tempat yang sama sama salah seorang tokoh pemuda masyarakat pulau tello HH juga berkomentar, hal tersebut membuatnya geleng kepala.
“Kalaulah mereka juga mau ke resort tersebut kenapa tidak, sah sah saja,” katanya.
Saya pernah ke salah satu resort yang cukup di kenal dimanca negara tepatnya di Pulau Samaleke yang biasa di dengar Resort LatitudeZero tidak pernah begitu.
“Mereka malah sambut baik apalagi kalau pemilik PT. tersebut mengetahui kedatangan kita/kita memberitahu kepada beliau kalau kita akan kesana malah sangat di sambut baik, kita di jamu dan bahkan bisa jalan jalan melihat kemewahan resort LatitudeZero,” imbuhnya. (TF)