Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Berita UtamaRegional

Waduk Tertua di Indonesia Ada di Lamongan

×

Waduk Tertua di Indonesia Ada di Lamongan

Sebarkan artikel ini
fa
Tengah paling tinggi didepan Menlu Kerajaan Belanda Stephanus Abraham Blok, saat mengunjungi Waduk Prijetan, Rabu ( 04/07 ).

LAMONGAN, Kamis (5/7/2018) suaraindonesia-news.com – Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, dikejutkan dengan adanya fakta bahwa memiliki waduk tertua di Indonesia. Dari 224 bendungan yang ada di Indonesia, empat diantaranya sudah berusia diatas 100 tahun. Salah satunya adalah Waduk Prijetan di kecamatan Kedumpring. Hal ini terungkap saat adanya kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Kerajaan Belanda, Rabu (4/7) 10.00 wib.

“Waduk Prijetan ini adalah waduk tertua di Indonesia,” Ungkap M Arsadi, Sekretaris Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), saat menerima kunjungan Menlu Kerajaan Belanda Stephanus Abraham Blok, di Waduk Prijetan, Rabu (04/07).

Waduk Prijetan ini dibangun pemerintahan Hindia Belanda pada Tahun 1910 sampai dengan Tahun 1916 dan diresmikan pada Tahun 1917. Salah satu insinyur yang ikut membangun Waduk ini, Kakek Buyut Stephanus Abraham Blok, Menlu Kerajaan Belanda.

“Kakek buyut saya dulu bekerja sebagai insinyur dalam pembangunan waduk ini,” kata Stephanus Abraham Blok, dalam konfersi pers melalui penerjemahnya.

Lanjutnya, Belanda dengan Indonesia memiliki hubungan yang tak bisa dielak, semoga dimasa kini dan kedepan bisa terjalin hubungan baik.

“Kami (pemerintah Kerajaan Belanda, red) juga menyediakan Beasiswa bagi masyarakat Indonesia untuk belajar di Belanda, khususnya terkait Sumber Daya Air,“ pungkasnya.

Bupati Lamongan, H. Fadeli, dalam sambutannya mengapresiasi kunjungan Menlu Kerajaan Belanda ke Lamongan. “Suatu saat, kami juga ingin berkunjung ke Belanda, untuk belajar pengelolaan Sumber Daya Air, Semoga kunjungan Bapak Menlu Kerajaan Belanda di Lamongan akan terjalin hubungan yang erat dengan Lamongan dimasa akan datang,” kata Bupati Lamongan.

Baca Juga :  Tak Terima Dijadikan Tersangka Dugaan Korupsi Dana BOS, Sun'ah Ajukan Praperadilan

Baca Juga: Kades Sidomulyo Tuding Penuntut Transparansi di Desanya Tak Jelas Arah Tujuannya 

“Apa lagi disampaikan pak Menlu tadi, waduk taman Prijetan, insinyurnya Kakek Buyut Bapak,” imbuh Fadeli.

Dalam kesempatan itu, Bupati Fadeli juga mengungkapkan, kapasitas awal Waduk Prijetan mencapai 12 juta Meter kubik. Namun akibat Sedimentasi, kapasitas air tinggal 9,7 juta Meter kubik. 4.513 Hektar Sawah ( Lahan Pertanian ) di 33 Desa yang berada di tiga kecamatan Sugio, kedumpring dan Modo selama ini disubplay dari waduk Prijetan melalui saluran Primer sepanjang 5.176 Meter dan 21.594 Meter saluran Sekunder.

“Tahun 2017, ada anggaran Normalisasi RP. 22 Miliar yang digelontor ke jaringan irigasi dilamongan termasuk didalamnya Waduk Prijetan. Di Tahun 2019 direncanakan ada studi penanganan Sedimentasi Waduk, yang dilanjutkan pengerukan sedimen dan konservasi daerah aliran sungai dengan anggaran belanja RP. 112 Miliar,” bebernya.

Kunjungan Menlu Kerajaan Belanda juga didampingi Kedubes Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Rob Swartbol dan kepala balai besar Wilayah sungai bengawan Solo, Charizal A Manu.

Selain mengunjungi Waduk Prijetan, Stephanus Abraham Blok juga berkunjung ke Yayasan Lingkar Perdamaian ( YLP ) yang didirikan Eks kombatan Ust. Ali Fauzi di Desa Tenggulun Kecamatan Solokuro.

Baca Juga :  Revolusi 4.0 Hantam UMKM dan Koperasi di Jatim

“Kami (Kerajaan Belanda, red), mengakui Indonesia memberikan teladan bagi dunia, bahwa ada cara lain menangani Terorisme,” ungkapnya dalam acara Jamuan makan siang sederhana di Desa Tenggulun bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius.

Menurutnya, Opsi edukasi (pendekatan soft Power, red) juga efektif dalam memerangi Deradikalisasi, tidak harus dengan mengandalkan Hukuman (Pendekatan Hard Power) bagi Pelakunya.

“Kami butuh banyak belajar ke Indonesia dalam menangani Terorisme,” Pujinya.

Masih dengan Menlu Kerajaan Belanda, saat ini dinegara kami, beberapa negaranya ada yang bergabung dengan Daesh (ISIS), saat ini mereka akan dihukum sesuai aturan Kerajaan Belanda.

“Namun upaya hukum ini harus dibarengi dengan edukasi seperti yang dilakukan disini ( YLP,red ) agar tidak kembali ke paham radikalisme,” pungkasnya.

Senada juga dengan sambutan Komjen Pol Suhardi Alius, mengatakan, jika pihaknya juga satu Visi untuk tidak memarginalkan Teroris.

“Belum lama ini Badan Anti Teroris Kerajaan Belanda mengunjungi fasilitas BNPT di sumatera Utara untuk berbagi pengalaman penangan dan perlakuan pasca penangkapan atau penghukuman ke teroris,” ungkapnya.

Ia menlaskan, begitu teroris menjadi Narapidana, mereka langsung diambil alih penanganannya oleh BNPT. Termasuk keluarga mereka juga menjadi tanggungan serta diurus oleh BNPT.

“Indonesia dengan Kerajaan Belanda satu Visi,” pungkasnya.

Reporter : Hadi Mulyono
Editor : Amin
Publisher : Imam