Sumenep, Suara Indonesia-news.com – Sejak berdiri Sekolah Swasta Kesehatan Mulia Husada Sumenep yang bertempat di Jalan Dr. Cipto No. 07 Kolor Sumenep, mendapat respon positif dari lapisan masyarakat sumenep, hal ini terlihat dari membeludaknya siswa yang mendaftar saat itu.
Sementara menurut Dra. Risti Ningrum selaku pendiri sekolah sekaligus kepala sekolah SMK Kesehatan Mulia Husada Sumenep, Karena ia melihat cukup tingginya apresiasi siswa terhadap pelayanan kesehatan maka sangat penting bagi lembaga untuk memberikan ruang yang mumpuni dan fasilitas didalam memberikan layanan praktikum.
Ia juga menambahkan, bahwa alat-alat peraktek yang ada di SMK Kesehatan Mulia Husada sudah memenuhi standart nasional, tapi ia juga tetap akan selalu berupaya apa yang menjadi penunjang tetap menjadi pemikiran.
Menurutnya, didalam mengembangkan layanan praktek bagi siswa tidak terlepas dengan sarana prasarana, berikut alat praktek, Alhamdulillah untuk lahan praktek kita sudah jalin kerjasama dengan DU, DI dan bidang usaha lainnya
Masih menurut Risti, saat ini kita sudah jalin kerjasama dengan RSUD, Dinkes, dan untuk jurusan farmasi juga sudah jalin kerja sama dengan Apotik-apotik yang ada di Sumenep, selain itu SMK sudah melengkapi segala keperluan praktikum siswa, bahkan di jurusan Farmasi sudah mendapat hasil Verifikasi laboratorium yang menyatakan layak melaksanakan UPK di lembaga sendiri. Artinya sudah sangat luar biasa. Tuturnya
Demi kenyamanan siswa didalam proses belajar kita sudah memiliki sarana pembelajaran yang sudah memadai, begitu juga untuk Ruang Praktek Farmasi, Urainya.
Dalam membantu jalannya proses belajar siswa pihaknya memperbantukan 7 tenaga ahli yang professional, 4 diantaranya lulusan Unair dan 3 orang lulusan fakultas lain yang produktif. Sementara untuk bisa mengajar disekolah keperawatan, minimal D3 keperawatan. untuk program 2015 pihaknya akan membuka SMK jurusan Analisis kesehatan, tegasnya.
Sejak didirikannya lembaga yang bergerak di bidang keahlian perawat kesehatan dan farmasi ini dengan jumlah siswa 200 dan baru satu priode pelulusan, untuk siswa Farmasi hampir 70 % kerja di Apotik dan 30% melanjutkan ke jenjang kuliah, Risty berharap, sekolah bisa mengedepankan kwalitas dan bisa diterima di masyarakat baik formal non formal dan bisa menciptakan siswa yang lebih kreatif, inovatif dan berkwalitas, pungkasnya (SAR).