Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Berita UtamaEkonomi

Skandal BTN, Tuduhan Kenaikan Suku Bunga Sepihak dan Layanan Buruk Terus Bergulir

Avatar of Suara Indonesia
×

Skandal BTN, Tuduhan Kenaikan Suku Bunga Sepihak dan Layanan Buruk Terus Bergulir

Sebarkan artikel ini
IMG 20240913 110450
Foto: Layanan transaksi PT Bank Tabungan Negara (PERSERO) Tbk. (Sumber foto btn.co.id).

SUMENEP, Jumat (13/09) suaraindonesia-news.com – Persoalan yang melibatkan Bank Tabungan Negara (BTN) terus memanas. Nanda Wirya Laksana, pemilik Perumahan Bukit Damai Sumenep, pada Jumat (30/8/2024), mengungkapkan kekecewaannya terhadap layanan BTN, menuding bank tersebut lambat mencairkan dana dan menaikkan suku bunga kredit secara sepihak.

Ketika wartawan mencoba mengonfirmasi permasalahan ini kepada Asep Hendrisman, Kepala Cabang BTN Bangkalan, pada Minggu (1/9/2024), Asep menolak memberikan keterangan dan berjanji akan melakukan klarifikasi di Sumenep pada 3 September 2024.

Pertemuan Tertutup dan Islah yang Mengundang Kecurigaan

Pada pertemuan di Kantor Cabang Pembantu (KCP) BTN Sumenep, Asep menyatakan bahwa persoalan antara dirinya dan Nanda telah mencapai islah atau kesepakatan damai. Namun, ia menolak memberikan rincian mengenai kenaikan suku bunga dan isu-isu lainnya, dengan alasan hal tersebut merupakan kewenangan BTN pusat.

Wartawan yang menunggu selama satu setengah jam hanya diizinkan mengikuti konferensi pers, tetapi jawaban yang diberikan Asep tidak memuaskan. Media yang meliput kasus ini mencurigai adanya ketidaktransparanan dalam penanganan kasus tersebut.

Baca Juga :  Sosialisasi Bantuan Keuangan Desa, Ini harapan Kadis PU Bina Marga Sumenep

Surat Rancu dan Ancaman Takedown

Beberapa hari setelah konferensi pers, redaksi menerima email dari alamat yang mencurigakan berisi holding statement BTN dalam bentuk PDF. Surat tersebut dinilai membingungkan dan memicu lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Tak lama kemudian, beberapa media, menerima email dari BTN yang meminta agar berita terkait kasus ini dihapus.

Media menganggap permintaan ini sebagai bentuk ancaman terhadap kebebasan pers dan memilih untuk menantang BTN menghadapi proses hukum daripada memenuhi permintaan tersebut.

Reaksi BTN dan Saham yang Anjlok

Sementara itu, saham BTN dilaporkan anjlok akibat isu layanan buruk dan dugaan manipulasi yang terus membayangi bank tersebut.

Humas PT BTN (PERSERO) Tbk, Rakhmat Baihaqi, dalam keterangannya mengaku tidak memiliki kapasitas penuh untuk menjawab pertanyaan wartawan dan tetap meminta media untuk menghapus pemberitaan terkait skandal ini.

Baca Juga :  Ruang Perpusdes Direhab, Pengunjung Tempati Langgar Untuk Baca Buku

Dia hanya meminta untuk mengirimkan sejumlah pertanyaan awak media yang nantinya akan ditembusi kepada atasannya.

Upaya konfirmasi awak media pada Selasa (10/9/2024) siang melalui sambungan telepon aplikasi perpesanan WhatsApp, nyatanya tetap diminta untuk men-takedown pemberitaan.

“Boleh tidak untuk berita negatif yang kemarin itu di takedown,” kata Rakhmat melalui sambungantelepon, Selasa (10/9/2024).

“Aku juga pengalaman, karena aku juga mantan wartawan Sindo. Misal kayak kemarin yang ada berita tentang pemalsuan surat. Sebenarnya tidak ada pemalsuan surat, cuma kurang komunikasi saja,” sambungnya.

Hingga kini, dugaan skandal BTN masih belum menemukan titik terang, dan sorotan publik terhadap bank ini semakin meningkat seiring dengan dugaan pelanggaran yang belum terjawab.