GUNUNGSITOLI, Kamis (23/11/2017) suaraindonesia-news. com – Penyebab padamnya listrik yang terjadi di area Nias saat ini khususnya pada jam yang tidak terduga mayoritas karena gangguan. Gangguan yangg dimaksud antara lain gangguan teknis pada sistem, gangguan oleh krn sentuhan benda lain seperti layang-layang, binatang maupun pelemparan.
Pernyataan tersebut disampaikan Manajer PLN Area Nias, Poltak Samosir, didepan peserta Multi Stakeholder Forum yang diadakan diruang pertemuan kantor PLN Area Nias.
Akan tetapi ternyata yang paling dominan penyebab padamnya lampu akibat gangguan di Pulau Nias 70% diakibatkan karena pohon yg menyentuh kabel PLN akibat tiupan angin bahkan tak jarang pohon yg tumbang.
“Husus di daerah daerah perdesaan seperti Nias Barat dan Nias Utara yang mengakibatkan lampu mati 70% itu diakibatkan oleh gangguan pohon. Bisa kita lihat bersama kabel listrik yang menyuplai daerah tersebut sangat banyak pepohonan yang sudah sehingga dekat dan hanya butuh tiupan angin untuk menyentuh kabel,” katanya.
Menurutnya, saat kabel tersentuh maka secara otomatis listrik padam karena jika tidak padam pohon dapat berefek terbakar atau bahkan menjadi penghantar listrik kebawahnya. Jadi selain buat padam pohon yang ada didekat kawat listrik 20kV PLN bisa berpotensi memberi bahaya justru bagi lingkungan sekitar.
“Untuk itu saya (PLN-Red) menghimbau serta meminta kepada masyarakat agar merelahkan tanamannya atau pohonnya yang mengganggu jaringan listrik untuk dipotong,” ajaknya.
Lanjut Poltak, menerangkan jika di kota Gunungsitoli relatif jarang mengalami padam? Karena jaringan kawat listrik yang suplai ke dalam kota relatif bebas dari pepohonan. Dan ini standard radius minimalnya 2.5 atau 3 meter dari kawat listrik PLN, tutur manajer itu.
Hal tersebut didukung oleh beberapa peserta forum, dalam penyampaiannya Ketua DPD Ormas JPKP Kota Gunungsitoli, Imansius Telaumbanua mengajak masyarakat Nias agar merelakan pohonnya untuk di potong jika mengganggu jaringan PLN.
“Demi kepentingan bersama, untuk itu kami mengajak masyarakat Nias untuk merelakan pohonnya untuk dipotong yang mengganggu jaringan listrik,” tutur pemuda asli kota Gunungsitoli itu. (T2g/Jie)