SUMENEP, Sabtu (7/9) suaraindonesia-news.com – Sebuah surat yang mencantumkan nama besar Ramon Armando, Corporate Secretary Division PT Bank Tabungan Negara (BTN) (PERSERO) Tbk, namanya terlibat dugaan surat bodong hingga menjadi sorotan publik setelah diduga tidak memenuhi standar administrasi yang sah.
Surat tersebut, yang seharusnya menjadi holding statement terkait isu KPR Subsidi di KCP BTN Sumenep dan KC BTN Bangkalan, justru dinilai tidak profesional karena tidak memiliki tanda tangan dan cap resmi.
Pakar Keuangan Lokal, Khairul Kalam, menegaskan bahwa surat yang melibatkan pejabat penting seperti Ramon Armando seharusnya menjamin keabsahan dokumen tersebut. Namun, surat yang dikirim melalui email pribadi ini memunculkan keraguan dan dianggap merugikan reputasi BTN.
Holding statement yang seharusnya menjadi dokumen penting dalam menangani isu krisis, seperti masalah KPR Subsidi di KCP BTN Sumenep dan KC BTN Bangkalan, justru tidak mematuhi standar administrasi yang berlaku.
Surat tersebut tidak memiliki cap atau tanda tangan resmi, dan dikirim melalui email pribadi yang tidak mencerminkan email institusi resmi BTN.
“Nama Ramon Armando, yang berperan penting dalam divisi sekretaris korporat BTN, seharusnya menjadi jaminan bahwa setiap dokumen yang dikeluarkan memiliki keabsahan,” ucap Pakar Keuangan Lokal, Khairul Kalam pada media ini, Sabtu (7/9).
Namun, dalam kasus ini, nama besar tersebut malah menjadi sorotan karena dihubungkan dengan surat yang dinilai tidak memenuhi standar.
Menurut aturan surat-menyurat di lembaga BUMN, sebuah surat harus memiliki beberapa elemen penting agar dianggap sah.
Ketiadaan tanda tangan dan cap resmi menimbulkan kesan bahwa surat tersebut dibuat dengan tidak profesional, yang akhirnya merugikan reputasi BTN itu sendiri.
“Surat semacam ini, terutama jika dikaitkan dengan nama besar pejabat penting seperti Ramon Armando, dapat memberikan dampak negatif terhadap kepercayaan nasabah dan publik,” tegas Khairul Kalam.
Sementara Kepala BTN Kantor Cabang Bangkalan, Asep Hendrisman, menolak memberikan tanggapan saat dikonfirmasi perihal dugaan surat bodong ini, menambah spekulasi di tengah masyarakat.
“Tidak ada tanggapan,” kata Asep singkat saat dikonfirmasi media, Sabtu siang melalui sambungan teleponnya.
Ia pun enggan menanggapi semua pertanyaan wartawan dan terburu-buru mematikan telepon upaya konfirmasi media.
“Oh nggak ada tanggapan,” tutupnya singkat.
Hajar terus