SUMENEP, Minggu (30/6) suaraindonesia-news.com – Melalui program UPLAND, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep, Madura, Jawa Timur, terus mengembangkan potensi pertanian bawang merah. Program ini terbukti memberikan hasil positif bagi kelompok tani di wilayah tersebut.
Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid, melalui penyuluh pertanian Yani, menjelaskan bahwa Kelompok Tani (Poktan) Gardu Duko adalah salah satu penerima bantuan bibit bawang merah dari program UPLAND 2024. Saat ini, tanaman bawang merah yang mereka tanam sudah memasuki fase pembesaran umbi.
“Umur tanaman bawang sekitar 1 bulan lebih, saat ini sedang dalam fase perawatan pembesaran umbi,” jelas Yani.
Salah satu teknik yang digunakan adalah pemupukan berimbang, yang terbukti efektif dalam menghasilkan umbi yang besar dan tahan penyakit.
“Dengan pemupukan berimbang, hasil umbi tumbuh cukup besar dan kuat terhadap penyakit,” tambahnya.
Yani menekankan pentingnya pemupukan yang tepat untuk efisiensi dan hasil yang optimal.
“Pemupukan berimbang tidak hanya hemat biaya, tetapi juga meningkatkan kualitas hasil panen,” ujarnya.
Dia juga mengingatkan para petani untuk tidak ragu berkonsultasi mengenai perawatan tanaman, mengingat bawang merah memerlukan perhatian khusus.
Baca Juga: Program UPLAND DKPP Sumenep Tingkatkan Produktivitas Bawang Merah di Desa Bunbarat
“Perawatan bawang merah harus sesuai dengan kebutuhan penyakitnya. Misalnya, jika batang atau daun terserang ulat, maka perlu menggunakan pestisida Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Petani harus jeli mengamati tanda-tanda keberadaan ulat,” jelas Yani.
Dia juga mengingatkan agar penggunaan pestisida tidak berlebihan untuk mencegah resistensi pada ulat.
Ketua Poktan Gardu Duko, Abd. Basith, mengungkapkan rasa bangganya karena selalu mendapatkan bimbingan dari penyuluh.
“Alhamdulillah, kami puas melihat umbinya yang mulai tampak besar, meskipun baru berumur 40 hari. Kami yakin insya Allah akan sukses sampai panen,” harapnya.
Basith menjelaskan bahwa kondisi lahannya tidak berbeda dengan lahan petani desa lainnya, yang tersebar dan tidak dalam satu hamparan.
“Lahan kami tersebar, ada yang dekat dan ada yang jauh,” tegasnya.
Dia menanam benih bawang di lahan seluas 2 hektar, sesuai dengan bibit sebanyak 2 ton yang diterima dari dinas.
Program UPLAND tidak hanya memberikan bantuan bibit tetapi juga dukungan teknis yang komprehensif. Dengan pendampingan yang berkelanjutan, diharapkan para petani di Sumenep dapat terus meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian mereka, sehingga berdampak positif pada kesejahteraan mereka.
Reporter: Ari
Editor: Amin
Publisher: Eka Putri