NGANJUK, Suara Indonesia-News.Com – Petugas Kepolisian Polres Nganjuk memulangkan paksa ratusan pesilat dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) yang nekat mau berangkat ke Madiun, untuk melakukan tradisi ziarah ke makam leluhur, saat perayaan Tahun Baru Islam.
Pemulangan paksa ratusan pesilat tersebut dilakukan oleh petugas di dalam kota Nganjuk dan diperbatasan yang akan memasuki wilayah Kabupaten Madiun. Salah satunya di titik Wilangan yang merupakan perbatasan Kab Nganjuk dengan Madiun.
Petugas menghentikan satu per satu pengendara sepeda motor yang melintasi jalur tersebut untuk diperiksa. Tak hanya memeriksa barang bawaan, petugas juga meminta para pengendara untuk membuka jaket yang dipakainya. ujar Kapolres Nganjuk AKBP Muhammad Darwis yang memimpin langsung operasi, Selasa (13/10).
Menurut Darwis, para pengedara motor itu menyembunyikan seragam perguruan silatnya di balik jaket, jok motor, dan tas. Tak hanya seragam, para pesilat juga menyembunyikan atribut perguruan lain seperti sabuk, selendang putih (kain mori), dan bendera.
Setelah diberi peringatan dan pengertian, para pesilat tersebut disuruh pulang kembali ke daerah asalnya. Darwis menjelaskan, upaya penghalauan dan pelarangan para pesilat dari luarNganjuk atau luar Nganjuk untuk masuk ke Madiun tersebut bertujuan agar perayaan 1 Muharam berupa tradisi nyekar ke makam leluhur di Kota Madiun berjalan lancar dan hanya dibatasi oleh pesilat asal Madiun.
Apalagi, pengurus PSHT pusat telah meminta pesilatnya untuk merayakan 1 Muharam di kantor ranting masing-masing. (Adhi).