Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Teknologi

Petani Desa Baleadi Buka Lahan Tembakau Berkualitas

×

Petani Desa Baleadi Buka Lahan Tembakau Berkualitas

Sebarkan artikel ini
Tembakau Pati
Tembakau Pati

PATI, Suara Indonesia-News.Com – Meskipun masih tergolong baru pertanian tembakau di kabupaten Pati namun panen  tahun ini sangat menggembirakan.

“Awalnya saya pesimis dengan petani tembakau ini takut adanya permainan tengkulak apalagi Pati termasuk pendatang baru di perkebunan tembakau. Alhamdulillah ternyata kualitas kita bagus dan justru malah jadi rebutan pengepul”, terang Bupati Pati Haryanto pada Temu Lapang Petani dan Panen Raya Tembakau di Desa Baleadi, Kecamatan Sukolilo, Kamis (3/9).

Melihat hasil panen yang menggembirakan Bupati pun mengajak para petani bersyukur karena di tengah kemarau berkepanjangan, Kabupaten Pati dianugerahi panen melimpah tak hanya di sektor tanaman pangan saja, karena pada perkebunan tembakau pun hasilnya amat menggembirakan.

Kwalitas tembakau dari Desa Baleadi ini  dibenarkan oleh Adnan, seorang pedagang asal Randublatung yang kebetulan ada di lokasi panen.

“Kalau dibanding daerah lain, yang di Desa Baleadi ini tergolong bagus karena daunnya lebih tebal dan cocok untuk ekspor ke Luar Negeri”, ujar Adnan yang menguasai perdagangan tembakau wilayah Jateng dan Jatim.

Karena Kwalitasnya baik tembakau asal Desa Baleadi ini akan diolah sendiri untuk disetor kepada PT Sriwijaya di Boyolali. “Mereka nantinya yang akan mengekspornya juga”, terangnya.

Baca Juga :  Cara Menghitung Kebutuhan Benih Bawang Merah Sebelum Ditanam, Cocok Untuk Program Upland Rubaru Sumenep

Musim tembakau ini, Adnan menargetkan 150 ton tembakau kering atau setara dengan 1500 ton tembakau basah untuk diolah.

“Ini targetnya belum tercukupi jadi kalau sampai rebutan itu wajar”, tambahnya.

Menurut Subiyanto Ketua Asosiasi Petani Tembakau (Apti) Pati, areal perkebunan tembakau di Pati belum begitu luas sehingga memang hasil panennya menjadi rebutan. Menurutnya lahan tembakau se-Kabupaten Pati pada 2015 ini hanya seluas 162,5 hektar.

“Itu terdiri atas 5 hektar di Desa Mojoagung Kecamatan Pucakwangi, 8 hektar di Desa Gadudero Kecamatan Sukolilo, dan 149,5 hektar di Desa Baleadi Kecamatan Sukolilo”, terang Subiyanto yang kebetulan berdomisili di Baleadi.

Selain itu, menurut Gunawan, Kasi Pembinaan Kelembagaan dan SDM Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun), masih ada lahan yang berpotensi untuk dijadikan pengembangan program penanaman tembakau tersebut. “Luasnya 25 hektar, berada di Kasiyan Kecamatan Sukolilo sebanyak 5 ha, Desa Srikaton Kecamatan Jaken 5 ha, Desa Jimbaran Kecamatan Kayen seluas 5 ha, dan Desa Mojoagung Kecamatan Pucakwangi seluas 10 ha”, terang Gunawan panjang lebar.

Baca Juga :  Heri Cahyono Temui Juragan Gorengan Saat Blusukan

Pemilihan lahan tembakau ini, menurut Gunawan didasarkan pada struktur tanah. “Tanaman tembakau perlu struktur  tanah yang remah, dan yang tak kalah penting punya kandungan mineral tanah yang sesuai dengan tanaman tembakau”, terangnya.

Ketua APTI mengaku puas dengan hasil panen di tempatnya. “Dihargai Rp 2 ribu per kilo tembakau basah itu lebih dari layak. Apalagi kita per hektar bisa memanen 18 ton tembakau basah”, ungkapnya.

Prospek yang cerah dari perkebunan tembakau ini pun dibenarkan oleh Kasi Pembinaan Kelembagaan dan SDM.  “Kalau dibandingkan hasil panen padi pada MT I, panen tembakau di MT III ini keuntungan bersihnya bisa 50% lebih besar”, ujarnya.

Sayangnya, menurut Ketua APTI masyarakat belum banyak yang tergugah untuk menanam tanaman yang memiliki masa tanam tiga bulan tersebut.

“Meski tembakau tanaman musiman dan hanya tahan di musim kemarau, mudah-mudahan para petani tetap bisa tergerak untuk menanam mengingat keuntungannya juga cukup menjanjikan”, harapnya.(Aris)