Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
HukumRegionalSosial Budaya

Penyaluran BPNT di Desa Jambu Bermasalah, Diduga e-Warong Mengambil Keuntungan Tinggi

Avatar of admin
×

Penyaluran BPNT di Desa Jambu Bermasalah, Diduga e-Warong Mengambil Keuntungan Tinggi

Sebarkan artikel ini
IMG 20200623 183806
e-Warong Desa Jambu, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

SUMENEP, Selasa (23/6/2020) suaraindonesia-news.com – Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau Sembako bulan terakhir ini di Desa Jambu, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Diduga e-Warong mengambil keuntungan tinggi.

Dalam penyaluran program BPNT atau Sembako ini ada prosedur untuk memastikan program menjadi lebih tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat kualitas, dan tepat administrasi, karenanya e-Warong harus memberikan pilihan kepada penerima manfaat dalam memilih jenis, kualitas dan harga. Sementara penyaluran program BPNT Desa Jambu, Kecamatan Lenteng, ada beberapa point yang diduga dilanggar dalam penyaluran Bantuan Pangan Non Tunan (BPNT) atau Sembako di Desa Jambu.

Penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau Sembako KPM Desa Jambu yang enggan disebutkan identitasnya mengaku penuh tanda tanya. Ia mengakui bahwa menerima bantuan Sembako dengan tiga macam yang sudah dianggarkan pemerintah sebesar 200 ribu rupiah. Hal itu disama ratakan semua KPM yang ada di Desa Jambu.

“Kami mendapat barang berupa beras merk Ikan Paus 10kg+5kg, telur sebanyak 6 butir dan kacang tanah 1/4. Apakah masuk akal tiga macam barang dan jumlahnya itu harganya sampai ke jumlah 200 ribu rupiah,” katanya.

Zahratul Asriah selaku penanggung jawab e-Warong Desa Jambu menyampaikan, bahwa dalam pembagian sembako ini. Untuk para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) mendapatkan se paket sembako.

KPM menerima sepaket sembako berjumlah 183,500. Dari anggara 200 ribu masih ada sisa 16,500. Meskipun ia tidak mengambil keuntungan dari segi harga per barang, kuat dugaan ia mengambil dari sisi lain (sisa dari anggaran per KPM).

Baca Juga :  Gelar Apel HSN, Pemkab Pamekasan Ajak Santri Bersinergi Bangun Negeri

“Beras 15 kg, kacang tanah 1/4, telur 6 butir. Saya mengambilnya ke suplayer jadi lebih mahal, karna saya sitem ngutang ke sana. Jadi yang 10 kg 112,000, yang 5 kg 56,000, untuk telur awal nya 8 butir, bulan ini mahal jadi dikasih 6 butir karena mahal 9,000. Untuk kacang 6,500,” jelasnya.

“Saya mengambil keuntungan 500 rupiah dari tiap bahan sembako yang disalurkan. Anggaran per KPM adalah 200 ribu,” ujarnya lagi.

Ketika disinggung soal harga sembako kepada pihak e-Warong tersebut. Ia mengatakan harga tersebut merupakan harga kesepakatan semua e-Warong yang ada di Kecamatan Lenteng.

Selain itu, kata dia, e-Warong Desa Jambu atas kesepakatan harga tersebut. Saat dimintai ketarangan apakah ada yang mengetuai kesepakatan itu. Karena, hal itu diduga ada yang menahkodai dan mengendalikan soal harga. Sehingga dari pihak e-Warong tersebut wajib mengikuti hal itu dan tidak berani melangkahi kesepakatannya.

“Semua e-Warong soal harga sama rata Mas. Kita tidak berani berbeda dengan yang lainnya. Ini sudah kesepakatan se Kecamatan Lenteng, cuman tiap e-Warongnya berasnya beda-beda Mas,” jelasnya.

E-Warong Desa Jambu juga mengakui harga barang yang diberikan ke KPM sama dengan apa yang sudah diterangkan diatas. Apabila harganya sama seperti diatas yang pasti jumlah harga barang kurang dari harga 200 ribu dan itu masih ada sisanya. Kemana sisa nominal dari itu?

Baca Juga :  Pencuri 4 Buah Hp Diatas Kapal, Diringkus Polsek Kawasan Benoa Bali

“Semua harga sembako yang diterima oleh KPM harganya sama Mas dengan kami,” ungkapnya.

Faidi, TKSK Kecamatan Lenteng, saat dikonfirmasi terkait penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau Sembako. Iya mengakui hanya mengevaluasi soal kinerjanya. Meskipun ada musyawarah e-Warong dalam kesepakatan harga se Kecamatan Lenteng pihaknya mengakui tidak ikut serta dalam hal itu.

“Tikor Kecamatan dan saya hanya ikut musyawarah dalam kinerja dan mengevaluasi kinerja kami. Soal itu penanggung jawabnya ya agen sendiri mas. Karena di Lenteng ada grubnya sendiri. Jadi saya tidak tau dg kesepakatan itu,” paparnya.

“Mas kalau kesepakatan itu hasil musyawarah semua agen. Gak pas saya di libatkan. Karena itu kebijakan agen sendiri. Gak ada yang mengetuai,” tambahnya lagi.

Semua statemen yang disampaikan e-warong berbanding terbalik dengan statemen TKSK Kecamatan Lenteng, yang memberikan sepaket sembako secara bervariasi. Bahkan dari pihak e-Warong sepaket sembako itu disama ratakan untuk semua KPM.

“Yang saya tau tidak semua agen seperti itu mas. Berfareasi, ya ada KPM yang tidak mau dengan kacang, dan juga ada kacangnya tapi telurnya banyak,” tandasnya.

Reporter : Dayat
Editor : Amin
Publisher : Ela

Respon (1)

  1. Kl memang e warung yg diduga mngambil keuntungan tinggi hrusnya cari perbandingan di e warung lainnya dkcmatan lenteng sama apa enggak jumlah barangnya,jngn hanya mngmbil sample di 1 e warung saja,lagian skrng KPM bisa mngambil di e warung mana saja kl mrasa di e warung desanya merasa sdikit…

Komentar ditutup.