Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Berita UtamaTeknologi

Pemkot Batu Luncurkan Aplikasi Smart City Pada Petani

Avatar of admin
×

Pemkot Batu Luncurkan Aplikasi Smart City Pada Petani

Sebarkan artikel ini
IMG 20170905 171822
Foto: Sugeng Pramono, Kadis Pertanian. (Foto: Adi Wiyono/SI)

KOTA BATU, Selasa (5 September 2017) suaraindonesia-news.com – Pemkot Batu sejak, Senin (4/9) kemarin melakukan uji coba aplikasi Smart City kepada para petani di kota Batu, dengan harapan para Petani di Kota Batu tidak lagi kesulitan dalam memasarkan hasil panennya.
Siswanto, Kepala Dinas Kominfo Kota Batu, saat ditemui, Selasa (5/9) mengatakan dengan beroperasinya aplikasi ini diharapkan mampu membantu para petani dalam memasarka hasil panennya.

Dalam uji coba aplikasi smart city itu Pemkot Batu melibatkan 48 Pegawai Harian Lepas (PHL) di lungkungan Pemkot Batu yang akan menjadi pendamping petani.

“Sebenarnya, kemarin itu merupakan dead line batas akhir dari pengerjaan proyek Smart city yang dilaksanakan PT Lintas Arta sebagai pemenang proyek. Dan Setelah dilakukan uji coba semua aplikasi sudah berfungsi seratus persen,” kata Siswanto.

Menurutnya, Program Smart city ini akan bersentuhan langsung dengan para petani. Karena itu Pemkot sengaja mengubah semua istilah dalam aplikasi berbasis teknologi online ini dengan istilah yang akrab di telinga petani.

Baca Juga :  Sidenuk Batan, Akan Sejahterakan Petani Lumajang Menuju Swasembada Pangan Nasional

Pertama, istilah program yang semula menggunakan Smart city, kini diubah menjadi Batu Among Tani Teknologi (BATT). Demikian juga dengan istilah aplikasi yang ada dalam BATT juga menggunakan kata yang akrab dengan warga/petani.

Dalam aplikasi pertanian yang semula menggunakan smarter farmer diubah menjadi among tani. Aplikasi informasi kota yang semula bernama city information diubah menjadi among kota. Dan aplikasitentang laporan warga/petani diberi nama among warga.

Hal senada juga diungkapkan Sugeng Pramono, Kepala Dinas Pertanian, bahwa dengan beroperasinya BATT ini otomatis akan membantu para petani dalam menjual hasil panen pertaniannya.

“Untuk itu, dalam uji coba kemarin juga dilibatkan 48 PHL yang bertugas sebagai pendamping petani. Para pendamping ini, nantinya harus bisa memasukkan data petani terkait jenis tanaman yang sedang ditanam, sekaligus lokasi penanamannya,” Kata Sugeng Promono.

Lanjutnya, dngan demikian ketika sudah panen, maka para petani ini sudah tidak akan menemui kesulitan lagi untuk mendapatkan pasar atau pembeli, Ketika pasar sudah ditangan, maka para petani di Kota Batu harus mulai mengatur pola tanam.

Baca Juga :  Jelang Ramdhan, Harga Daging Di Malang Melambung

“Pengaturan ini untuk memenuhi permintaan pasar sehingga hasil panen petani bisa dijual dengan harga tinggi.jika semua sistem sudah berjalan, maka kesejahteraan para Petani di Kota Batu akan meningkat,” tambah Sugeng.

Agar terjadi sinergitas antara petani dengan para pendampingnya, sejak awal para PHL Smart City terus diajak melakukan pengenalan lapangan.

Mereka diajak melihat langsung lokasi pertanian dan berbincang dengan para petani. Diharapkan para pendamping ini mampu berkreasi dan tidak terlalu pasif saat ditetapkan sebagai pendamping petani.

“Mereka juga dikenalkan pada pertanian organik, seperti brokoli, kubis, andewi, seledri, dll. Dan diharapkan mereka bisa berkreasi agar bisa meningkatkan produk pertanian organik ini dan membantu memasarkannya lewat program Smart City,” pungkasnya (Adi Wiyono).