REMBANG, Kamis (4/12/2019) suaraindonesia-news.com – Terkait pencemaran air di sungai Babagan, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jateng, kembali dikeluhkan warga dan petani tambak Desa Dasun, Kecamatan Lasem. Lantaran aliran air di sungai tersebut diduga tercemar limbah sehingga berpengaruh terhadap produksi petani tambak dan garam.
Sungai Lasem bagi masyarakat kesehariannya dimanfaatkan untuk transportasi kapal nelayan, tempat mencari ikan seperti anco, jaring, dan pemancingan. Selain itu air sungai Lasem digunakan oleh petani tambak untuk mengairi tambak garam, tambak ikan, tambak udang, maupun budidaya ikan lainnya, peran sungai Lasem sungguh sangat sentral dan pokok bagi kehidupan masyarakat.
Adapun masalah yang dihadapi di sungai Lasem sekarang memang sudah sangat akut, mulai dari kesadaran masyarakat akan pentingnya sungai sangat menipis, serta ditambah dengan pembuangan limbah serta sampah menjadikan sungai Lasem menjadi tercemar.
Menurut warga Desa Dasun Eksan (26) mengatakan saya sangat menyayangkan sekali adanya pencemaran air di sungai Bagan, baik itu dari limbah rumah tangga dan lainnya, akibatnya sangat buruk bagi citra Lasem itu sendiri.
“Selain itu hal ini akan berdampak sekali untuk kegiatan para nelayan, petani tambak, wisata pantai dan wisata susur sungai Dasun kedepannya,” tutur Eksan.
Kepala Desa Dasun Sujarwo menjelaskan, terkait sampah dan limbah sungai Bagan itu saya suarakan terus menerus dari tahun 2016 sampai sekarang dan belum pernah ada tindakan serius. sehingga masalah sampah dan limbah sangat merugikan masyarakat terutama petani tambak dan lainnya.
Pencemaran ini sudah menjalar ke semua lokasi tambak sekitaran aliran sungai Bagan, imbasnya banyak udang mati, pertumbuhan bandeng berpengaruh dan hasil garam juga berpengaruh, secara tidak langsung dengan air yang berwarna merah dan hitam, akan berpengaruh dengan kandungan mineral seperti yodium, phospor, cobalt dan lainnya.
“Kondisi ini sungguh miris ditengah usaha Pemerintah untuk mempromosikan Lasem sebagai kota pusaka dunia dan kota destinasi wisata, namun sungai bersejarahnya sudah tercemar,” imbuhnya.
Menurut Sujarwo, bagi masyarakat sekitar harusnya ikut memperhatikan lingkungan sekitar, pembuangan limbah harus ditata agar tak merusak lingkungan.
Reporter : Minan
Editor : Amin
Publisher : Oca