JEMBER, Sabtu (30/3/2019) suaraindonesia-news.com – Pemerintah Kabupaten Jember mengaku telah meminta belasan pemilik toko di pertokoan Jompo untuk mengosongkan tokonya. Hal ini merupakan imbas dari amblas dan retaknya jalan Sultan Agung sepanjang 90 meter di depan pertokoan tersebut.
Bupati Jember Faida menyebut ada 15 toko yang telah diminta dikosongkan. “Dari titik panjang jalan 150 meter, ada 90 meter yang kritis. Dan ada 15 toko di dekatnya. Sejak tiga hari lalu, kami sudah minta mereka kosongkan toko. Kami fasilitasi kendaraan untuk percepatan. Ini merupakan langkah pertama penyelamatan jiwa,” ujar Bupati Faida kepada suaraindonesia-news.com, Jumat (29/3/2019).
Belasan toko itu berada di Pertokoan Jompo itu merupakan aset Pemkab Jember. Akibat amblas dan retaknya jalan tersebut, sudah ditutup sejak beberapa hari lalu.
Faida menambahkan, sejak beberapa waktu lalu, pihaknya telah mendapatkan pengaduan warga tentang longsornya kawasan sungai di bawah Jalan Sultan Agung itu.
“Kami langsung melakukan penanganan darurat. Meskipun sungai itu wilayahnya Provinsi, kami lakukan langkah darurat memakai dana Pemkab Jember. Kami pasang bronjong sebagai langkah darurat. Karena itu kondisi emergensi dan masyarakat membutuhkan keselamatan,” kata Faida.
Namun hujan deras dan naiknya debit Sungai Jompo akhir pekan lalu membuat bronjong tersebut terbawa air. Debit sungai yang tinggi diduga turut menjadi salah satu faktor kondisi jalan semakin kritis. Jalan di titik tersebut amblas dan retak.
Tidak hanya jalan, bangunan di salah satu studio foto di kompleks pertokoan itu juga retak. Keretakan terlihat cukup lebar dan panjang di tembok lantai dua studi tersebut.
“Sekarang yang dibutuhkan bukan hanya duduk bersama, namun penanganan darurat karena menyangkut keselamatan warga Jember. Semua pihak sudah mengetahui tugasnya masing-masing,” tegas Faida.
Setelah penanganan darurat dilakukan, imbuhnya, bisa dilakukan langkah-langkah penanganan selanjutnya terkait amblas dan retaknya jalan tersebut.
Terkait aset Pemkab itu, Faida menambahkan lagi, pihaknya sudah menginstruksikan supaya pertokoan yang rawan untuk dikosongkan. Sementara analisa dan perbaikan jalan menjadi wewenang Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII, karena status jalan itu merupakan jalan nasional.
Sementara itu dari pantauan suaraindonesia-news.com di Pertokoan Jompo, pelaku usaha yang mengosongkan tempat usahanya tidak hanya studi foto saja, namun ada juga sebuah salon. Salon itu berada di sisi paling timur di deretan pertokoan tersebut. Salon itu berada di atas sempadan sungai, dan bangunanya menjorok di atas sungai.
Sejumlah karyawan salon tersebut mulai mengosongkan isi salon dan toko kecantikan tersebut. “Ya dikosongkan mulai hari ini. Pindah ke sisi barat sana,” kata seorang karyawan toko dan salon tersebut.
Sementara itu, karyawan studi foto yang sudah mulai pindah sejak kemarin, masih terus mengemasi barang dan mencopoti perlengkapan di studio foto tersebut. Studio foto itu terpisah beberapa toko dari salon. Namun karena tembok studio foto itu retak, maka pemilik usaha memutuskan untuk pindah dari tempat tersebut.
Untuk diketahui, ruas Jalan Sultan Agung di depan Pertokoan Jompo turun dan retak. Jalan aspal berstatus jalan nasional itu turun sekitar 10 sentimeter.
Reporter : Guntur Rahmatullah
Editor : Amin
Publisher : Imam













