Suara Indonesia-News.Com, Ngawi – Kepala Desa Pelanglor, Kecamatan Kedunggalar, Kab Ngawi Jawa Timur di duga gelapkan bantuan sosial sapi dari Dinas Peternakan sejumlah 27 ekor senilai Rp 270 juta tambah empat [4] ekor sapi jantan senilai Rp 40 juta, kasus ini pernah di tangani Polsek setempat namun hingga kini belum sampai ke persidangan, hal ini di sampaikan oleh Joko Suseno tokoh warga masyarakat Kec Kedunggalar kepada wartawan online Senin [4/5] di Kedunggalar.
Dijelaskan, bantuan sapi ini dari Dinas Peternakan Jawa Timur melalui Dinas Peternakan Kab/kota tahun 2013 sejumlah Rp 500juta, uang cair tiga termin melalui ketua kelompok peternak Mugi Lestari Desa setempat. Oleh Ketua kelompok peternak Pak Slamet Widodo sesuai juklak dan juknisnya di belikan sapi dapat sejumlah 47 ekor sapi betina yang gemuk gemuk dan berkualitas, sisa uang lainya di minta oleh Kepala Desa Suyadi sejumlah Rp 40 juta, alasan pak Kades untuk di belikan 4 ekor sapi jantan untuk peranakan, namun setelah di tunggu tunggu lama sapi tidak di kasihkan ke kelompok peternak Mugi Lestari.
Adanya kecemburuan sosial di masyarakat, akhirnyta warga masyarakat kompak menolak menerima bantuan sapi itu, sehingga sapi yang sejumlah 20 ekor di alihkan di Desa Sidomakmur tepatnya di dukuh Kedungwaru, sisanya yang sejumlah 27 ekor saat itu, tetap di pelihara kelompok peternak Mugi Lestari, dan saat itu sapi keadaan baik, gemuk dan ada yang hamil bahkan sudah melahirkan bertambah anak satu, seharusnya total , sapi berjumlah 51 ekor.
Tidak ada petir, tidak ada musyawarah dan tidak ada rapat- rapat sebelumnya tiba tiba sapi yang berada di kandang kelompok peternak Mugi Lestari di eksekusi pak Kades, “semua di angkut oleh Kepala Desa entah di bawa kemana ia tidak tau keberadaanya sapi –sapi itu sekarang “, imbuhnya.
Ditempat terpisah, di rumahnya, ketua kelompok peternak Mugi Lestari Slamet Widodo melalui istrinya, mengatakan, membenarkan adanya sapi sapi yang di pelihara hampir tujuh [7] bulan di ambil pak Kades, bahkan, ia merasa rugi jutaan rupiah, yaitu masalah pembuatan kandang dan selama pemeliharaan, termasuk upah bayari buruh.
Tragisnya lagi, katanya, “ Sela beberapa hari, semua pengurus kelompok peternak Mugi Lestari di ganti oleh Kades ” jelas ini untuk mengelabuhi Kepala Desa Suyadi dalam melakukan tindak kejahatan korupsi sapi bantuan sosial dari dinas peternakan, sahut tetangga Bu Slamet Widodo saat mendampingi yang berada duduk di sebelahnya.
Ditempat yang sama Dodik Setyawan [34] sebagai sekretaris baru kelompok peternak Mugi lestari, mengatakan, mengakui dan benar dirinya di tunjuk menjadi pengurus duduk sebagai sekretaris dan ketuanya pak Bandi, namun ia tidak tau kapan cairnya dana itu dan di mana keberadaanya sapi –sapi itu, apalagi jumlahnya sapi sama sekali juga tidak tau. Kalau tau, hal ini bermasalah tentu menolak jadi pengurus. Pasalnya ia baru pulang dari Irian/Papua ikut dagang orang tua “ oleh karena itu dalam tempo dekat akan mengundurkan diri dari pada jadi tumbal pak Kades untuk berbuat jahat. [tar]