PATI, Selasa (08/08/2023) suaraindonesia-news.com – Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas II Pati memberikan bimbingan terhadap klien dengan Ceritera 3.0, yakni bimbingan kepribadian dan kemandirian melalui cerita, training dan sharing.
Kegiatan yang diikuti 50 klien warga binaan yang sedang menjalani program integrasi ataupun asimilasi dari wilayah Bapas Pati ini, berlangsung di Ruang Sasono Kencono Rosoasih Rumah Makan Saptorenggo Pati, menghadirkan narasumber dari Psikologi Klinik Yayasan Fatimah Kudus dan Pelaku UMKM Matriz Cafe Pati, sebagai Kelompok Masyarakat Peduli Pemasyarakatan.
Kepala Bapas Pati, Muhammad Nurseha menjelaskan, Ceritera 3.0 ini merupakan program bimbingan inovasi Bapas Pati sebagai hasil evaluasi dan adanya keluhan dari para klien, juga hasil pengamatan dari para Pembimbing Klien (PK).
“Kami diberi peran untuk membimbing klien, berkolaborasi dengan kelompok masyarakat yang peduli terhadap pemasyarakatan, baik di bidang hukum, psikologi maupun kemandirian dan kewirausahaan,” jelas Muhammad Nurseha.
Bimbingan yang diberikan Bapas Pati, menurutnya, ada 2 metode, yakni secara individu dan kelompok, yang semuanya bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri klien di tengah kehidupan masyarakat.
“Kalau sudah memiliki kepercayaan diri, maka diharapkan mereka mampu mandiri di tengah masyarakat,” tuturnya.
Psikolog Klinik dari Yayasan Fatimah Kudus, Abdillah Noor dalam paparannya menerangkan, tugasnya mendampingi klien secara psikologis lebih mengarah kepada personalnya.
“Yaitu lebih mengedepankan bagaimana memproses pola pikir para klien untuk bisa menerima lebih dulu diri sendiri. Setelah itu baru mengimplementasikannya di tengah masyarakat,” terang Abdillah Noor.
Baca Juga: Tok! Seluruh Fraksi DPRD Pati Setujui Raperda Fasilitasi Pengembangan Pesantren Menjadi Perda
Dari rentetan kegiatan pendampingan ini, tambahnya, klien banyak mendapat pencerahan dan pemahaman baru berkaitan dengan diri mereka sendiri dengan menggali potensi diri untuk bisa merubah dan mengatasi permasalahan yang dihadapi.
“Diharapkan mereka mampu bersaing di tengah masyarakat,” tambahnya.
Psikologi klinik itu sendiri, ungkap Abdillah, lebih fokus kepada kesehatan mental klien dengan memberikan edukasi, tindakan preventif dan kuratif.
“Pesan kami kepada klien, pahami diri sendiri supaya mampu bersaing di-kehidupan nyata,” katanya, lebih lanjut.
Disisi lain, pelaku usaha pemilik Matriz Cafe Pati, Edi Mustofa mengaku ingin berbagi ilmu bidang kuliner.
“Memberi motivasi dengan membangun bisnis kuliner, agar mereka menjadi insan yang mandiri dan dapat diterima masyarakat. Semoga bermanfaat,” tandasnya.
Reporter : Usman
Editor : Wakid Maulana
Publisher : Nurul Anam