Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Teknologi

Crane Tiongkok Perkuat Nilam

×

Crane Tiongkok Perkuat Nilam

Sebarkan artikel ini
STS Ujicoba 3 T. Nilam Minggu 1112015
Uji Coba Ship To Shore (STS) Crane asal Tiongkok

Surabaya, Suara Indonesia-News.Com – 2 unit Ship To Shore (STS) Crane asal Tiongkok diujicoba untuk melakukan bongkar dan muat terhadap petikemas kapal KM Teluk Berau dan KM Pulau Nunukan di Terminal Nilam, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. ‎

“Uji coba ini adalah menguji kehandalan dari alat bongkar muat,’’ kata Manajer Terminal Nilam dan Mirah PT Pelindo III (Persero) Cabang Tanjung Perak, Bambang Wiyadi, Minggu (1/11/2015).

Bambang menambahkan, jumlah petikemas yang dibongkar dan dimuat dari KM Teluk Berau mencapai 432 Teus, dengan perincian bongkar  211 Teus dan muat 221 Teus. Sedangkan, petikemas yang dibongkar dari KM Pulau Nunukan mencapai 433 Teus.

“Kami ingin memastikan segala sesuatunya dapat berjalan dengan baik dan lancar sebelum dioperasikan secara penuh atau dilaunching,’’ jelasnya.

Perlu diketahui PT Pelindo III (Persero) pada akhir September lalu mendatangkan empat alat bongkar muat yang terdiri dari 2 (dua) unit Ship to Shore (STS) crane dan 2 (dua) unit Grab Ship Unloader (GSU) buatan Cina. 2 (dua) unit Ship to Shore (STS) crane ditempatkan di Terminal Nilam Pelabuhan Tanjung Perak. Sedangkan, 2 (dua) unit Grab Ship Unloader (GSU) ditempatkan di Terminal Teluk Lamong.

Baca Juga :  Keseruan Makan Mie dan Mangkoknya Sekaligus

Ship to Shore (STS) crane mempunyai beberapa kelebihan dibanding crane yang sudah ada di Terminal Nilam, diantaranya, yakni mulai dari kapasitas angkut yang mencapai maksimal 40 ton, kecepatan melakukan aktivitas bongkar muat petikemas hingga 35 box/crane/hour, lebih cepat dibandingkan dengan Container Crane (CC) yang sudah ada yang hanya mampu 25 box/crane/hour. Kemudian Grab Ship Unloader (GSU) berkapasitas 2000 ton/jam dan digunakan untuk melayani proses bongkar curah kering (bahan makanan, pertanian dan biji-bijian atau food and feed grain).

“Keberadaan keempat crane ini akan mempercepat proses bongkar muat di pelabuhan Tanjung Perak dan Teluk Lamong sehingga dapat mengurangi biaya logistik,” kata Kepala Humas Pelabuhan Tanjung Perak, Oscar Yogi Yustiano.

Baca Juga :  Tak Terbaca Nama Pada Aplikasi, Banyak Petani Gagal Dapatkan Pupuk Subsidi

Kelebihan lainnya, tambah Pria lulusan World Maritime University, Swedia ini, keempat alat bongkar muat tersebut ramah lingkungan karena menggunakan bahan bakar listrik. Alhasil, polusi udara dan suara serta getar disekitar pelabuhan dapat di minimalisir.

“Di dalam mengoperasikan 2 STS Crane kami cukup menambah pasokan energi dengan menambah power house sebesar 2,5 MVA (±1 MVA / Crane), dibandingkan dengan penggunaan Container Crane (CC) yang sudah ada operasionalnya menghabiskan sekitar ± 12 Kiloliter BBM per crane perbulannya”, katanya.

Ditargetkan pula bahwa sebelum tahun 2017, Container Crane (CC) yang saat ini masih berbahan bakar solar akan dikonversi menjadi bahan bakar listrik, sehingga eco green port atau sustainable port dapat sepenuhnya diterapkan di Pelabuhan Tanjung Perak.

“Kami ingin mewujudkan pelabuhan Tanjung Perak yang ramah lingkungan demi kelangsungan generasi yang akan datang,’’ tegas Pria yang akrab dipanggil Yogi ini. (ib)