GUNUNGSITOLI, Selasa (22 Agustus 2017) suaraindonesia-news.com – Paparkan capaian program JKN -KIS, BPJS Kesehatan Cabang Gunungsitoli adakan konferensi pers yang di adakan di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Gunungsitoli di Jln. Diponegoro Nomor 395A, KM 3 Desa Sifalaete, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara, Selasa (22/8).
Kepada awak media, mewakili Kepala BPJS Kesehatan Cabang Gunungsitoli, Marthinova sebagai Kepala Bidang SDM, Umum, dan Komunikasi Publik memaparkan bergulirnya program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) berdampak terhadap pelayanan kesehatan masyarakat.
Program JKN-KIS membuka akses yang lebih besar kepada masyarakat untuk mendapat jaminan pelayanan kesehatan secara bertahap, Program JKN-KIS pun terus berkembang pesat hingga kini dan bergerak menuju cakupan semesta. Sampai dengan saat ini.
“Secara nasional jumlah masyarakat yang telah mengikuti Program JKN-KIS mencapai 180 juta jiwa atau lebih dari 70% dari jumlah proyeksi penduduk Indonesia di tahun 2017,” jelasnya.
Lanjut Nova, laporan audited akhir tahun 2016 memberikan gambaran bahwa program JKN-KIS sangat dirasakan masyarakat.
Ini terlihat dari pemanfaatan kartu BPJS Kesehatan di 2016 secara nasional sebanyak 177,8 juta kunjungan ke fasilitas kesehatan.
Angka kunjungan ini terus meningkat dari tahun 2014 sebanyak 92,3 juta, dan tahun 2015 sebanyak 146,7 juta. Baca Juga: Antisipasi Penggunaan Narkoba, Ratusan Siswa di Test Urine
Total pemanfaatan di 2016 ini terdiri dari kunjungan ke fasilitas kesehatan tingkat pertama, seperti puskesmas, klinik pratama, dan dokter praktek perorangan mencapai sekitar 120,9 juta kunjungan, untuk rawat jalan di poliklinik dan rumah sakit sebanyak 49,3 juta, dan rawat inap 7,6 juta.
Komitmen pemerintah dalam keberlangsungan Program JKN KIS terwujud dengan penyediaan APBN dalam bentuk iuran bagi 92.4 juta jiwa peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan pemenuhan ketersediaan fasilitas kesehatan.
“Darimana sumber APBN tersebut, tentu salah satunya dari pajak,” paparnya.
Implementasi program JKN-KIS yang baru 3,5 tahun, nyatanya tidak hanya berdampak terhadap pelayanan kesehatan, tetapi juga perekonomian.
Menurut penelitian LPM FEB Universitas Indonesia, kontribusi JKN-KIS terhadap perekonomian Indonesia di tahun 2016 sebesar 152,2 triliun dan di tahun 2021 bisa mencapai 289 triliun.
“Program ini meningkatkan angka harapan hidup masyarakat Indonesia sampai 2,9 tahun,” katanya.
Marthinova juga menjelaskan capaian Kantor Cabang Gunungsitoli, Adapun pencapaian kinerja Program JKN-KIS untuk BPJS Kesehatan Kantor Cabang Gunungsitoli sendiri yang mencakup Kota Gunungsitoli, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat, dan Kabupaten Nias Selatan juga terus mengalami peningkatan.
Sampai dengan 30 Juni 2017, jumlah peserta BPJS Kesehatan Cabang Gunungsitoli mencapai 791.679 jiwa.
“Termasuk di dalamnya peserta yang didaftarkan dan diintegrasikan dengan Program JKN-KIS oleh Pemerintah Daerah Kota Gunungsitoli melalui program Jamkesda Gunungsitoli sebanyak 10.428 jiwa, Pemerintah Daerah Kabupaten Nias melalui program Jamkesda Kabupaten Nias sebanyak 19.734 jiwa, Pemerintah Daerah Kabupaten Nias Utara Melalui Program Jamkesda Kabupaten Nias Utara sebanyak 3.103 jiwa, Pemerintah Daerah Kabupaten Nias Barat Melalui Program Jamkesda Kabupaten Nias Barat sebanyak 7.157 jiwa, Pemerintah Daerah Kabupaten Nias Selatan Melalui Program Jamkesda Kabupaten Nias Selatan sebanyak 6.000 jiwa,” tuturnya.
Lebih lanjut, Marthinova menjelaskan pertumbuhan jumlah peserta ini juga diiringi dengan pertumbuhan jumlah fasilitas kesehatan yang bekerjasama. Saat ini Kantor Cabang Gunungsitoli telah bermitra dengan 86 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), yang terdiri atas 71 Puskesmas, 6 Dokter Praktik Perorangan, 9 Klinik Pratama.
Selain itu, BPJS Kesehatan Cabang Gunungsitoli juga telah bekerja sama dengan 6 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) yang terdiri atas 3 Rumah Sakit, 1 Apotek, serta 2 Optik.
“Kami ucapkan terimakasih kepada pemerintah daerah terhadap komitmen untuk menyukseskan Program JKN-KIS,” paparnya.
Selain komitmen dalam bentuk pembiayaan serta perluasan akses pelayanan melalui penyediaan fasilitas kesehatan, ke depan kami harapkan peran pemerintah daerah juga makin dioptimalkan baik dari sisi kualitas dan mutu pelayanan kesehatan sehingga derajat kesehatan masyarakat semakin meningkat.
“Bersama-sama memperkuat regulasi terkait kepatuhan pengusaha dan masyarakat dalam kepesertaan JKN-KIS, serta cakupan kepesertaan yang makin luas sehingga dapat terwujudnya Universal Health Coverage atau cakupan semesta di tahun 2019,” ujar Kepala Bidang SDM, Umum, dan Komunikasi Publik BPJS Kesehatan Cabang Gunungsitoli. (T2g).













