Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Berita UtamaRegional

Wirausaha Santri, Program Andalan Fauzi-Eva Dituding Tak Jelas

Avatar of admin
×

Wirausaha Santri, Program Andalan Fauzi-Eva Dituding Tak Jelas

Sebarkan artikel ini
IMG 20220414 100632
Foto: Bupati Sumenep Achmad Fauzi saat melaunching dan meresmikan rumah produksi wirausaha muda 2021 lalu

SUMENEP, Kamis (14/04/2022) suaraindonesia-news.com – Program santri millenial entrepreneur yang merupakan salah satu program andalan Fauzi-Eva dituding tidak jelas.

Bahkan dalam satu tahun kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi dan Hj. Dewi Khalifah, kegiatan wirausaha muda santri tersebut dinilai stagnan (terhenti).

“Satu tahun lebih program wirausaha santri itu berjalan, namun belum mampu menghasilkan output Sumber Daya Manusia (SDM) yang mandiri secara ekonomi,” sebut Muhammad Nur, aktivis Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlement (GEMPAR) Sumenep, Kamis (14/04/2022).

Dalam regulasinya, pada tahun 2021 Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep menggelontorkan anggaran senilai Rp 2,9 miliar untuk mencetak generasi muda santri berjiwa wirausaha.

“Melihat anggaran yang begitu besar, sangat disayangkan jika tidak ada dampak positif yang dihasilkan dari program wirausaha santri ini,” jelasnya.

Kondisi ini pun, membuatnya khawatir lantaran sebelumnya Pemkab Sumenep juga dinilai telah gagal menjalankan dan mengembangkan program serupa, yakni Wirausaha Muda Sumenep (WMS).

“Itu fakta, jika tetap tidak ada evaluasi dan peningkatan pada progres wirausaha santri itu. Maka dipastikan akan bernasib sama seperti WMS yang kini dibuang percuma oleh Pemkab Sumenep,” tegas pemuda yang juga aktivis PMII Sumenep itu.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep Moh. Iksan mengakui jika, program yang merupakan leading sektor instansinya itu selama ini belum maksimal.

“Memang betul kritik mahasiswa ataupun aktivis terkait hal ini. Namun saat ini, kami ingin menyempurnakan dari semuanya kegiatan Wirausaha Santri yang memang belum maksimal tersebut,” kata Iksan.

Menurutnya, di tahun 2022 ini pelaksanaan dari program wirausaha santri akan dikemas berbeda agar mendapatkan hasil terbaik sesuai dengan harapan bersama.

“Kita juga sudah membangun komunikasi dengan pihak-pihak terkait yang bisa membantu publikasi dan menjual karya-karya dari wirausaha santri, baik secara offline maupun online,” paparnya.

Meski dinilai tak maksimal, mantan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sumenep itu juga mengakui jika program wirausaha santri sudah berjalan di beberapa kecamatan, seperti Bluto, Ganding, dan Pragaan.

“Ke depan, kami akan memberikan dorongan supaya untuk selalu berkarya. Hasil karyanya kami membantu untuk di Holding Sistem. Artinya ketika mereka sudah membuat karya, hasilnya bisa dipasarkan,” urainya.

Lebih jauh Iksan menjelaskan, agar maksimal nantinya pelaksanaan wirausaha santri tersebut akan dibuat dengan konsep mapan, bagus dan matang.

“Sehingga setelah selesai ikut pelatihan, para santri entrepreneur bisa memiliki side efek atau imbas yang positif. Baik mandiri bagi dirinya sendiri maupun secara ekonomi. Ini nih yang akan kita maksimalkan ke depannya,” pungkasnya.

Sekedar informasi, program mencetak generasi muda santri di Sumenep berjiwa wirausaha pada tahun 2021 dianggarkan untuk 500 santri utusan berbagai pesantren dan desa di Kabupaten Sumenep senilai Rp 2,9 miliar.

Baca Juga :  Warga Lumajang Temukan Keris Diduga Peninggalan Kerajaan Lumajang di Dekat Situs Biting

Kegiatan mencetak wirausaha muda santri di Sumenep ini dilakukan di empat plasma yang melibatkan Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) di sejumlah pondok pesantren dan lembaga yang memiliki tempat pelatihan di Sumenep.

Baca Juga :  Wabup Nias Hadiri Sosialisasi Pendaftaran Pencalonan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Nias

Reporter : Sya
Editor : Redaksi
Publisher : Ipul