Sejarah Festival Pegon di Jember - Suara Indonesia
Example floating
Example floating
Berita UtamaRegionalSosial Budaya

Sejarah Festival Pegon di Jember

×

Sejarah Festival Pegon di Jember

Sebarkan artikel ini
IMG 20190624 101241
Arak-arakan puluhan pegon di pinggir pantai watu ulo pada acara Waton Parade 2019. (Foto: Guntur Rahmatullah)

JEMBER, Senin (24/6/2019) suaraindonesia-news.com – Festival pegon dengan tajuk “Waton Parade 2019” berjalan sangat meriah. Waton merupakan singkatan dari watu ulo pegon. Watu ulo merupakan destinasi wisata di Kecamatan Ambulu, berupa pantai yang indah, di sini biasanya menjadi tempat langganan diselenggarakannya acara tersebut setiap tahun.

Camat kencong, Susmiadi yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Kabid Budaya Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Jember menjelaskan, tradisi arak-arakan pegon ini sudah ada sejak tahun 1989.

“Pegon dihias sedemikian rupa sebagai wujud rasa syukur masyarakat merayakan hari ketujuh idul fitri (kupatan) dengan membawa berbagai macam makanan yang kemudian disantap bersama di pinggir pantai watu ulo ini,” terang Susmiadi di sela-sela kegiatan Waton Parade 2019, Minggu (23 Juni 2019).

Baca Juga :  Bayi lelaki Tanpa Ayah Tanpa Ibu Diserahkan Ke UPT Anak dan Balita Di Sidoarjo

Berangkat dari tradisi masyarakat tersebut, pemerintah pun mendesain acara sehingga terbentuk festival pegon yang rutin dilaksanakan setiap tahun.

Waton parade 2019 kali ini diikuti oleh 58 pegon dengan titik pemberangkatan dari Kantor Desa Sumberejo dan berakhir di Pantai Watu Ulo.

Selain arak-arakan pegon, juga ada lomba mewarnai, bakar ikan masal di pinggir pantai, pemilihan finalis gus dan ning, pameran umkm, juga yang tak boleh ketinggalan adalah makan ketupat bersama.

Bupati Jember, Faida mengatakan bahwa festival pegon kali ini berhasil menigkatkan kunjungan wisatawan ke pantai watu ulo dari tahun sebelumnya.

Baca Juga :  Peringati HSN Tahun 2020, Disdikbud Kota Probolinggo Gelar Lomba Sholawat Diba

“Festival pegon kali ini berhasil, ada peningkatan kunjungan sebanyak 3 kali lipat dibanding tahun sebelumnya, sehingga antusiasmenya lebih baik. Dan kali ini juga karena libur anak sekolah maka juga siswa dilibatkan dalam memeriahkan acara ini, mereka ada yang menampilkan tari, pameran umkm siswa smk dengan berbagai inovasi dan karya-karya anak smk sungguh luar biasa, tadi saya sempat pesan 100 paket hiasan dari coklat,” kata Bupati Faida.

Untuk diketahui, pegon merupakan moda angkutan tradisional yang ditarik oleh sepasang sapi. Pegon biasanya digunakan oleh masyarakat untuk mengangkut pasir, batu, hasil pertanian dan lainnya.

Reporter : Guntur Rahmatullah
Editor : Amin
Publisher : Mariska