SUMENEP, Sabtu (25/4/2020) suaraindonesia-news.com – Awal ramadhan dan bertepatan Sumenep pasca zona merah. Beredar video masyarakat yang hendak melaksanakan sholat tarawih dengan jamaah yang cukup banyak disalah satu Masjid di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa timur, yang diunggah oleh satu pengguna akun facebook.
Video tersebut diposting oleh akun yang bernama Alie Faidhiy Thoifur. Ia menyampaikan sedikit kutipan dalam tulisan status facebooknya. Berbentuk sebuah statemen yang mengkritisi pemerintah dalam menghadapi Covid-19.
“Di tengah penyebaran virus Covid-19, tarawih di salah satu Masjid di JL. Kartini, adakah media Sumenep yang berani memberitakan ini? Saya kog gak yakin…. Masih mau bilang Sumenep serius tangani Corona?CACA COLOK,” tulisnya di status facebooknya, Jumat (24/4).
Tambah Alie, saat di konfirmasi melalu telepon ia menyampaikan, kondisi ini sangat memperihatinkan. Awal kota Sumenep menyandang Zona merah. Dalam hal itu bukan hanya melaksanakan shalat tarawih, akan tetapi juga ada pembagian amplop dengan gambar salah satu Calon Bupati Sumenep. Lagi-lagi ia mengatakam hal semacam ini kurang etis dilakukan di tengah-tengah keadaan seperti ini.
“Kegiatan tarawih yang semestinya di rumah malah ngumpul banyak sampai nutup jalan seperti itu dan karena ada iming-iming pembagian amplop,” ungkapnya saat dikonfirmasi.
Namun ia juga menyadari bahwa di bulan ramadhan harus banyak berbagi. Akan tetapi perlu dikaji lagi. Bersamaan kondisi Sumenep yang sekarang dalam zona merah seharusnya ada refleksi. Selain itu, pemerintah Kabupaten Sumenep sudah menyampaikan himbauan masyarakat agar physical distancing dan social distancing, maka dari itu ia mengatakan kurang etis.
“Karena memang setiap tahun setahu saya rutin, tapi ketika terjadi pandemi covid-19 seperti saat ini masih saja menggunakan pola seperti itu, kan gak baik, ini yang menurut kami kurang etis. Sebenarnya pembagian uangnya bagus, tapi karena waktunya yang belum tepat, maka itunya yang kami anggap kurang etis. Setiap tahun memang rutin melakukan itu dan kita sangat mengapresiasi itu,” bebernya.
Dari jauh sebelumnya pemerintah pusat, provinsi sampai daerah. Sudah sering menyampaikan menghimbau masyarakatnya agar tidak mengadakan kegiatan yang menyebabkan kerumunan. Pada saat itu sudah terlihat jelas amplop yang di bagikan ada foto Wakil Bupati Sumenep.
“Sementara pejabat kita sendiri melanggarnya, entah itu sepengetahuan Wabup atau tidak, kita gak tau. Tetapi di amplop itu jelas tertera foto dan tulisan,” tandasnya.
Reporter : Dayat
Editor : Amin
Publisher : Ela












