Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Teknologi

Ratusan Petani Sayur-Mayur Bangkrut

×

Ratusan Petani Sayur-Mayur Bangkrut

Sebarkan artikel ini
Tanaman Tomat
Tanaman Tomat

Kota Batu, Suara Indonesia-News.Com –  Menjelang lebaran  para petani sayur di kota Batu  harus gigit jari,   pasalnya harga sayur mayur dari hari kehari, klimaknya menjelang  lebaran  harganya terus terjun bebas alias anjlok. Biaya perawatan  dengan hasil panen yang didapat  tidak seimbang, jauh dari harapan petani.

Harga tomat hanya  kisaran Rp 200 hingga Rp 300 per kg,  sementara harga brungkul dengan mutu super  hanya mampu dijual kisaran  Rp 1.500/kg.  Akibat harga sayur yang terus merosot,  ratusan petani sayur mayur yang sebagian besar berada di kecamatan  Junrejo  mengalami kerugian ratusan juta rupiah.

Tanaman Tomat
Tanaman Tomat

Mereka sebagian besar membiarkan tanaman  meski sudah waktunya panen. Slamet Petani sayur warga Dusun Jeding Desa Junrejo, saat ditemui, sabtu siang (11/7)   mengungkapkan dengan merosotnya harga sayur itu pihaknya merugi jutaan rupiah.

Baca Juga :  Ketua DPD APDESI Provinsi Kepri Hadiri Lomba MTQ di Kabupaten Kepulauan Anambas

“Biaya perawatan tinggi tapi harga  jualnya murah. Coba sekarang ini lihat aja  satu peti tomat yang beratnya sekitar 65 kg hanya dihargai Rp 20.000.  kalau di saya mending ada yang mau beli. Tapi  petani lainnya lebih  memilih membiarkan tanamannya begitu saja” jelas Slamet

Teman slamet yang lainnya juga menyebut dengan harga Rp 200 hingga Rp  300 itu  untuk menutup biaya termasuk ongkos kirim dan upah kerja tidak ada keuntungan yang berarti. “Dari pada kerja bakti, lebih baik saya biarkan begitu saja, kalau ada tetangga yang kepingin untuk memasak mengunakan tomat, ya silahkan ambil saja” kata teman Slamet yang tidak mau disebutkan namanya itu.

Baca Juga :  Tokoh Masyarakat Kecamatan Madat Dukung Penuh Rencana PGE Untuk Melakukan Seismik

Orang ini  juga mengkakulasi akibat kerugian itu, seandainya tomatnya itu dipanen merasa tidak ada hasilnya. “Bayangkan, satu peti Rp15.000 – Rp 20.000.  sedangkang upah kerjanya  Rp 10. 000, ditambah ongkos kirim yang tinggi. Ini kalau dipanen, saya ya Cuma kerja bakti aja, dari pada seperti itu  ya saya biarkan” imbuhnya

Petani ini juga menyebut    tidak hanya mengalami kerugian dari budi daya tomat aja, tapi juga rugi dari  menanam brungkul.  “Brungkul  super per kg hanya  bias jual dengan harga Rp 1.500.  Ini jelas rugi. Karena harga pupuk ponska Rp 12.500  dan mutiara Rp 10.000/ kg” jelasnya. (adi Wiyono).