LUMAJANG, Sabtu (29/9/2018) suaraindonesia-news.com – Proyek jembatan jalan nasional diduga merupakan proyek siluman. Sebab tidak diketemukan adanya papan nama di sekitar lokasi proyek pekerjaan.
Sebab menurut penuturan salah seorang warga Labruk Kidul, Kecamatan Sumbersuko, Kabupaten Lumajang, Sulkan menyampaikan, bahwa dari informasi yang diperolehnya tinggi jembatan yang diperbaiki hanya 40 cm, tapi ternyata sampai ketinggian 1 meter.
“Lebar yang katanya ditambah 1 meter merembet menjadi 2 meter,” ungkapnya kepada sejumlah media.
Menurut Sulkan, seperti ada ketidakberesan atas proyek ini. Mulai dari soal lemahnya sosialisasi, penambahan lebar jalan dan tinggi jembatan yang tidak sama dengan yang diomongkan sebelum ada proyek tersebut dikerjakan.
Jalan nasional jurusan Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang, Jawa Timur ini, sudah diperbaiki sejak beberapa hari lalu dan dalam pantauan awak media, kini dalam tahap proses peninggian, dan itu yang menimbulkan banyak protes dari masyarakat sekitar, seperti salah seorangnya Sulkan tersebut.
“Perbaikan jalan nasional ini, kayaknya secara tiba-tiba digarap, tanpa ada sosialisasi dari pihak terkait,” keluhnya lagi.
Baca Juga: Komisioner KIP Jawa Timur: Proyek Tanpa Papan Nama, Itu Sebuah Pelanggaran
Hal yang sama juga disampaikan Ahmad, yang tempat tinggalnya terganggu atas peninggian jalan, mengeluh dan protes keras.
“Gak ada sosialisasi kepada kita. Ini bukan proyek siluman, kan?” ujarnya mengeluh, Jumat (28/9) kemarin.
Seharusnya, kata dia, ada sosialisasi oleh pihak penggarap, termasuk menyikapi dan mencari solusi dengan para pemilik rumah yang terlihat tertutup setelah jalan dan jembatannya ditinggikan.
“Apa dikira rumah-rumah dan kios tidak ada penghuninya? Yang benar aja. Apa solusinya dengan rumah sekitar selama perbaikan,” ujarnya.
Dia juga menjelaskan, sungai di Jembatan Kali Belem, Labruk Kidul tidak pernah banjir karena ada pintu air.
“Kenapa harus ditinggikan 1 meter lebih dari permukaan air,” bebernya lagi.
Pantauan media ini, ada belasan rumah dan kios yang terdampak atas pembangunan jalan ini, baik yang berada di timur maupun barat jalan.
Selain itu, Jalan Belem atau jalan yang menuju Labruk Kidul juga terlihat ketutupan jalan yang ditinggikan. Saat ditanya, mereka serempak menjawab tidak mendapatkan sosialisasi dengan benar, apalagi kompensasi.
“Selain berdampak pada masyarakat yang rumahnya berada di dekat jalan sekitar proyek ini, dampaknya juga pada pengguna jalan. Rumah-rumah akan kenak debu dan material,” tambahnya.
Ahmad juga mengatakan jika sudah selesai pun, jembatan ini berdampak pada pengguna jalan karena kondisinya tinggi. Rawan kecelakaan.
Sementara itu, staf kantor Bina Marga Jalan Nasional, Sodikin saat dikonfirmasi terkait hal itu mengatakan jika ada warga yang berkomentar ini diduga proyek siluman, pihaknya menyangkalnya.
“Ini proyek resmi mas. Ini pekerjaan longsegment mas. Artinya ada beberapa jembatan yang ditangani, dan jembatan Kali Belem ini salah satunya,” jawabnya kepada awak media via WA.
Sodikin setengah kaget ketika ditanya proyek ini diduga siluman tanpa papan nama, dan tanpa koordinasi.
“Kata siapa tanpa koordinasi mas? Kami ada surat resminya kok. Kalau papan nama itu mau ditempatkan dimana mas, sedangkan yang dikerjakan 25 jembatan di tempat yang berbeda,” ungkap Sodikin menambahkan.
Terkait izin dan lain-lainnya, Sodikin menyarakan awak media untuk konfirmasi ke pihak Polsek terdekat dan Dinas PU Kabupaten, sebab sudah ada pemberitahuan belum kesana.
Untuk papan nama, Sodikin memberikan saran untuk langsung konfirmasi ke pihak pelaksana ditempatkan di jembatan yang mana.
“Soalnya papan nama cuma satu, lokasi pekerjaannya terbagi di beberapa jembatan. Pihak pelaksana bisa ditemui di lokasi pekerjaan langsung mas, kan disana ada pelaksananya mas, langsung jenengan tanyakan. Kalau pelaksananya PT. Rajendra Pratama Jalan Trunojoyo No 52 Kaliwates Jember. Kalau perlu disanggong saja mas, biar ketemu,” ujarnya lagi.
Proyek jembatan Kali Belem yang diduga proyek siluman, Direktur PT Rajendra Pratama, Rian sebagai pelaksananya, ikut angkat bicara kepada media ini mengatakan jika proyek ini adalah proyek long segment.
“Jadi kalau proyek long segment papan namanya ikut di Probolinggo, bukan disini. Karena pekerjaan inimulai Probolinggo sampai Lumajang. Namanya saja long segment,” katanya saat dihubungi media via HP, siang ini.
Dan disampaikan pula oleh Rian, kalau pekerjaannya itu sudah tidak ada permasalahan, baik dengan pemerintah atau masyarakat setempat.
“Mulai dari Dinas PU Kabupaten sudah kami berikan tembusan pemberitahuan. Kalau dianggap proyek siluman, ya bukan lah. Sebenarnya teman-teman media sama-sama tahu kok,” tambahnya.
Kalau ada warga yang kompalin kepada pekerjaannya, Rian menjelaskan bahwa ada bangunan yang terdampak proyeknya, namun bangunan itu kata Rian berdiri diatas lahan PU Pengairan dan dipastikan tidak ada Izin Mendirikan Bangunan (IMB) nya.
“Kalau memang ada persoalan dengan pekerjaan saya, biar secara teknis dibahas dengan dinas terkait. Sebab kami hanya sebagai pelaksana saja,” bebernya kepada media ini.
Reporter : Achmad Fuad Afdlol
Editor : Panji Agira
Publiser : Imam












