Program Seragam Gratis di Sumenep Semrawut! Disdik tak Berkutik, Pemenang Tender Digelitik

oleh -1,640 views
Foto: Kantor Disdik Kabupaten Sumenep. (Ist/SI)

SUMENEP, Selasa (06/12/2022) suaraindonesia-news.com – Program seragam gratis untuk siswa yang dijalankan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, melalui Dinas Pendidikan (Disdik) setempat kini malah semrawut.

Pasalnya, program yang ditargetkan Bupati Achmad Fauzi untuk membantu perekonomian penjahit lokal setelah masa Covid-19 dengan memperdayakan penjahit lokal tampaknya hanya sebatas kata. Di mana, yang diucapkan seolah tidak sama dengan realisasinya.

Hal itu terlihat pada seragam gratis yang akan di pabrikasi di Surabaya dan Lamongan. Kepala Disdik Sumenep, Agus Dwi Saputra, mengaku tidak bisa berbuat banyak, apalagi sampai mengintervensi pemenang tender.

Agus hanya berpendapat bahwa program seragam gratis itu sifatnya lelang bukan swakelola.

“Kalau swakelola dinas sendiri yang mengelola penuh. Tapi karena ini sifatnya lelang, maka kewenangannya ada pada pemenang tender,” ungkapnya saat diwawancara media ini, Selasa (06/12).

Ditanya mengenai keterlambatan dinas melakukan pelelangan tender tersebut, Agus malah beralasan masih menunggu data siswa baru tahun 2022 ini.

“Data siswa baru diketahui bulan Agustus, karena bagaimanapun kami harus memastikan jumlah data siswa baru,” dalihnya.

Lebih lanjut Agus menjelaskan, bahwa dalam program seragam gratis itu lebih mengutamakan penjahit lokal untuk dilibatkan.

Baca Juga: Dampak Program Seragam Gratis Disdik Sumenep, Nasib Tukang Jahit Lokal Bagai Buah Simalakama

Rencana Pemberdayaan Penjahit Lokal Seragam dari Disdik Sumenep Dinilai ‘PHP’

“Namun kendalanya, karena ongkos jahit yang relatif murah sehingga penjahit rumahan tidak mau, karena rata-rata minta ongkos jahit kisaran Rp 60 ribu sampai Rp 70 ribu,” ujarnya.

Terpisah, Babur Rahman, sebagai pemenang tender program seragam gratis tersebut juga mengaku tidak tahu menahu soal adanya pemberdayaan penjahit lokal.

“Saya itu tidak tahu soal adanya pemberdayaan tersebut, karena saya hanya dapat kontrak harus selesai akhir Desember, cuma diarahkan kalau bisa dikasi penjahit lokal,” ujar Babur pada media ini.

Ia menjelaskan, bahwa proses pengerjaannya akan dipekerjakan di Surabaya dan di Solo dengan harga yang relatif murah.

“Kalau harga ongkos jahitnya untuk yang SD laki-laki 33.500/stel (baju lengan pendek dan celana panjang) kalau perempuan 38.000/stel (baju lengan panjang dan rok panjang),” urainya.

Hasil data yang dihimpun media ini, sumber anggaran dalam program seragam gratis tersebut menelan biaya untuk nilai pagu paket Rp 3.208.800.000,00 (tiga milyar dua ratus delapan puluh juta delapan ratus ribu rupiah).

Sedangkan nilai HPS paketnya yakni Rp 3.208.753.174,00 (tiga miliar dua ratus delapan puluh juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu rupiah).

Reporter : Inyoman
Editor : M Hendra E
Publisher : Nurul Anam

Tinggalkan Balasan