SAMPANG, Jumat (22 September 2017) suaraindonesia-news.com – Data hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sampang tahun 2016, ternyata program Keaksaraan Fungsional (KF) dan program lainnya, tidak mampu menurunkan angka buta aksara di Kabupaten Sampang.
Sebab sebanyak 29 ribu penduduknya tercatat sebagai warga yang tidak tamat sekolah alias drop out.
Yang lebih mengagetkan lagi sebanyak 23 ribu penduduk lainya, sama sekali tidak pernah mengenyam bangku sekolah.
Sesuai informasi dari kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sampang, data tersebut tercatat di tahun 2016 kemarin. Jika ribuan warga Sampang tidak pernah sekolah di jenjang SD/MI.
“Angka tersebut tergolong tinggi jika dibandingkan dengan 38 kabupaten di Jawa Timur,” terang Kasi Statistik Sosial BPS Sampang, Nur Amin Setiawan, Jumat (22/9).
Lebih lanjut Nur Amin menambahkan, data penduduk yang tidak pernah sekolah rata-rata berusia lanjut.
Meski sebelumnya di Sampang ada program keaksaraan fungsional (KF) dan program lain. Namun tidak menurunkan tingginya angka buta aksara.
Baca Juga: Dewan Soroti Proyek Tandon Air Tidak Tepat Sasaran
Menurut Amin, hal inilah yang membuat Kabupaten Sampang ditetapkan sebagai salah satu daerah tertinggal karena indeks pembangunan manusia rendah, faktor penyebabnya adalah lemahnya pendidikan, minimnya pengelolaan tenaga kerja potensial.
Dengan kondisi itu, Bupati Sampang Fadhilah Budiono, meminta dengan tegas kepada Dinas Pendidikan untuk bekerja keras dalam menjalankan beberapa program peningkatkan sektor pendidikan. Salah satunya, program pengentasan buta aksara.
“Tanggung jawab masalah pendidikan di Sampang itu tugas Diknas, oleh sebab itu kesuksesan pendidikan tergantung dinas tersebut,” pungkasnya. (nor/luk)