JEMBER, Minggu (20/5/2018) suaraindonesia-news.com – Pola jual-beli sudah berubah drastis dari awalnya penjual dan pembeli harus bertatap muka dalam bertransaksi, kini akibat perkembangan teknologi yang semakin pesat, serta pengguna smartphone dari tahun ke tahun yang semakin meningkat, menjadikan pola itu berubah cepat dimana transaksi antara penjual dan pembeli tak lagi harus bertatap muka dengan melibatkan penggunaan teknologi. Teknologi telah merubah segalanya, berkat teknologi pun, aktifitas perekonomian sudah perlahan meniggalkan cara konvensional yang menghabiskan banyak biaya.
Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Republik Indonesia, sebanyak 140 juta pemilik ponsel sudah tersambung internet, sehingga aktifitas dunia siber tidak bisa dielakkan, inilah potensi besar dalam meraup profit sebanyak-banyaknya dari aktifitas jual-beli.
Berdasarkan data itulah, Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (RTIK) Jember bersinergi dengan Himasif Universitas Jember menggelar Seminar Nasional bertajuk Ekonomi Digital Indonesia sebagai Energi Revolusi Industri 4.0 dengan menggandeng Kementerian Kominfo Republik Indonesia, Sabtu (19/5).
Sebanyak 1200 peserta hadir dalam seminar yang berlangsung di Gedung Soetardjo Universitas Jember, untuk menerima pemahaman dunia digital, potensi serta aturan UU ITE yang diberikan oleh para pembicara di antaranya, Staff Ahli Bidang Hukum Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Republik Indonesia, Prof. Dr. Drs. Henry Subiakto, SH,MH, Kapolres Jember, AKBP. Kusworo Wibowo, SH, SIK,MH serta Community Engagement Bukalapak, Ian Agisti Dewi Rani, MBA.
“Nah potensi ini harus dimanfaatkan, oleh sebab itu mari manfaatkan potensi dari dunia digital ini untuk meningkatkan perekonomian kita,” terang Prof. Henry, Staff Bidang Hukum Kemkominfo RI dalam penjelasannya di depan ribuan peserta.
Peran digital juga memotong mata rantai perantara dalam aktifitas jual-beli, lanjut Prof. Henry, semisal seorang petani yang ingin menjual hasil pertaniannya tak perlu lagi melalui tengkulak ataupun pengepul,sehingga lebih meningkatkan harga jual.
Dalam acara ini, sebanyak 30 orang Relawan TIK Jember yang diketuai oleh Ulil Albab, dikukuhkan langsung oleh Ketua RTIK Indonesia, Fajar Eri Dianto di hadapan ribuan peserta seminar.
Fajar berpesan untuk selalu menjaga ikrar kerelawanan dan mengarahkan masyarakat agar paham teknologi.
“Teruslah berkiprah dan pegang teguh janji relawan kalian, majukanlah Jember di bidang teknologinya melalui literasi digital kepada masyarakat,” ucap Fajar berpesan.
Community Engagement Bukalapak, Ian Agisti Dewi Rani mengatakan bahwa jumlah populasi pengguna medsos aktif Indonesia menempati nomer 3 sedunia sehingga masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini.
“Dan sudah banyak anak muda Indonesia yang mendirikan perusahaan start-up, seperti juga Bukalapak ini, oleh sebab itu sayang jika potensi ini dilewatkan begitu saja,” kata Ian.
Sementara itu, Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo, menjelaskan pemahaman UU ITE kepada ribuan peserta sebagai wujud sosialiasi dan langkah preventif terhadap UU ITE.
“Untuk pencegahannya,kita lakukan sosialisasi UU ITE melalui pemberitaan, seminar seperti sekarang ini,agar masyarakat paham dan tidak melanggar atau terjerat hukum akibat transaksi digital,” jelasnya.
Beberapa waktu lalu,kita juga mengadakan Deklarasi Anti Hoax bekerjasama dengan Relawan TIK Jember, lanjut Kusworo, di depan alun-alun.
“Di situ kita pertontonkan seperti ini akibatnya jika menyebarkan hoax dalam drama, juga penempelan cap tangan masyarakat dalam dinding deklarasi,” tambahnya.
Reporter : Guntur Rahmatullah
Editor : Amin
Publisher : Imam