BOGOR, Kamis (25/06/2020) suaraindonesia-news.com – Para PERKASA membuat pupuk cair dengan cara bekerjasama dengan Departemen ESL IPB University dengan PT.SMI (PT. Sarana Mitra Infrastruktur).
Kegiatan pelatihan pembuatan pupuk cair ini merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diinisiasi oleh Departemen ESL-FEM IPB University bekerjasama dengan PT SMI.
Kegiatan dilaksanakan di Desa Mitra Departemen ESL yaitu Desa Pasarean Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor pada Hari Senin, 22 Juni 2020 yang lalu.
Pada pelatihan pembuatan pupuk cair ini, melibatkan narasumber dari NOSC (Nusantara Organic Sri Centre) yang memang telah berpengalaman dalam training pertanian organik. Pelatihan yang mengambil Judul besar “Prlatihan Pembuatan Pupuk (Padat&Cair) Dalam Upaya Pemanfaatan Limbah Daput Rumah Tangga” ini diikuti oleh sekitar 20 orang yang terdiri dari para PERKASA, yaitu para perempuan yang peduli terhadap lingkungan atau penggiat lingkungan yang juga merupakan pengelola dan anggota dari Bank Sampah Srikandi Berdikari (BSSB) serta anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Pasarean Kecamatan Pamijahan.
PERKASA ini sendiri merupakan akronim dari Perempuan Kelola Sampah, demikian disampaikan Ketua Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan IPB, Dr. Ahyar Ismail.
Dr. Ahyar menyampaikan, pemilihan kata PERKASA bukan tanpa sebab, nantinya diharapkan para perempuan pengolah sampah ini dengan perkasa memberikan influence kepada warga sekitar untuk turut serta mengedukasi pentingnya kebersihan lingkungan.
“Pelatihan ini merupakan pelatihan perdana setelah tertunda cukup lama akibat pandemi Covid 19 yang melanda hampir di seluruh penjuru dunia. Pada pelatihan ini para PERKASA dimotivasi untuk dapat menanam tanaman di pekarangan rumah sendiri, seperti cabai, tomat dan sayur mayur sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan sendiri hanya dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah,” ungkapnya.
Dr. Ahyar menambahkan, pemberian pelatihan pembuatan pupuk cair ini diberikan dengan tujuan agar ke depannya para PERKASA tidak hanya dapat mengolah sampah anorganik menjadi barang bermanfaat dan bernilai jual, tapi juga mampu memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk yang dapat dipergunakan untuk memumpuk tanaman di pekarangan sendiri.
“Dalam pembuatan pupuk cair ini, para PERKASA dapat memanfaatkan limbah yang ada di lingkungan sekitar misalnya bonggol pisang, lamtoro atau sabut kelapa. Namun untuk praktek pelatihan kali ini, memanfaatkan buah maja dengan dicampur beberapa bahan lain yang mudah didapat seperti gula dan terigu untuk nantinya difermentasikan selama 2 minggu agar menjadi pupuk cair,” tambahnya.
Hasil dari fermentasi tersebut kata Dr. Ahyar, bisa menjadi alternatif pengganti EM4, namun bisa diperoleh dengan biaya yang relatif lebih murah. Untuk tanaman yang masih muda, pupuk cair ini digunakan dengan cara disemprotkan setelah dicampurkan terlebih dahulu dengan air dengan perbandingan 1 : 10 (1 takaran pupuk cair : 5 takaran air). Akan tetapi, untuk tanaman yang sudah besar menggunakan perbandingan 1 : 5.
Dalam pelatihan pertanian organik ini tidak hanya dilakukan pada hari ini saja, namun masih akan berlanjut pada sesi pelatihan berikutnya. Pelatihan pertanian organik berikutnya yaitu pelatihan pembuatan pupuk padat tuturnya.
Para PERKASA yang mengikuti kegiatan ini pun menyambut pelatihan dengan sangat antusias untuk mendapatkan ilmu baru yang dapat dipraktekkan sendiri oleh mereka di halaman atau pekarangan rumahnya. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan juga dapat mendukung keberlanjutan bank sampah di Desa Pasarean.
Reporter : Iran G Hasibuan
Editor : Amin
Publisher : Ela