PANDEGLANG, Minggu (7/3/2021) suaraindonesia-news.com – Pengakuan yang mencengangkan keluar dari bibir sejumlah wali murid, saat media menyambangi salah satu kediaman nya di Desa Sanghiang Dengdek, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Menurut penuturan wali murid (A), setelah lulus dari salah satu SD di wilayah Desa Sanghiang Dengdek yang kebetulan memiliki dari awal menjadi peserta penerima manfaat kartu indonesia pintar secara rutin tiap tahun menerima sejumlah uang yang masuk ke rekening saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar.
Sesuai prosedur, saat tahun ajaran baru seiring waktu buku tabungan serta kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) milik nya berpindah tangan ke sekolah SMP yang saat itu dikelola oleh Pembina Osis di sekolah nya.
“Waktu masih SD, anak saya tiap tahun rutin menerima uang dari Kartu Indonesia Pintar (KIP) di sekolah nya,” ujar N.
Namun hingga sekarang, semenjak anak nya masuk di SMPN Pulosari dari kelas 7 hingga sekarang kelas 8 belum pernah satu rupiah pun ia terima. Bahkan diakui nya, buku tabungan serta Kartu ATM pun sampai akhir tahun 2020 masih tersisa di SMP.
“Baru sekitar bulan Januari 2021, buku tabungan KIP itu di berikan. Itupun berdasarkan keinginan saya untuk bisa mengambil nya,” jelas (N).
(N) mengaku kaget saat menerima buku tabungan secara jelas disitu tertera saldo yang masuk pertanggal 12/12/2020 dengan nominal uang 713.000. Tapi sayang nya, dijelaskan juga saat mau di ambil oleh (N) ternyata hanya tersisa uang Rp.12.000
dan uang yang sekitar 700 rb raib tak jelas siapa yang mengambil nya.
“Demi Allah pak, seribu perak pun saya belum pernah nerima uang dari kartu KIP semenjak anak saya masuk di SMP itu hingga sekarang,” ujar (N) sambil mencoba menahan air mata.
Dikonfirmasi, Pembina Osis SMP Pulosari ia mengatakan mekanisme pengambilan uang KIP di SMP 1 Pulosari dilakukan oleh murid beserta wali murid sendiri.
nya pak.
“Untuk pengambilannya langsung dilakukan siswa beserta walinya,” terangnya.
Reporter : Yona S
Editor : Redaksi
Publisher : Syaiful