SUMENEP, Kamis (16/4/2020) suaraindonesia-news.com – Ditengah merebaknya Covid-19, warga Kepulauan Sapeken yang menjadi pekerja taxi odong-odong/pekerja harian mendatangi kantor Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, untuk meminta solusi, akibat pemerintah setempat mengeluarkan surat himbauan lockdown/dinonaktifkan bagi masyarakat agar tidak bekerja sementara.
“Kami merupakan para pekerja taxi odong-odong /pekerja harian. Mulai kemarin dilockdown/dinonaktifkan selama 23 hari. Tanpa solusi dari pemerintah, dibiarkan begitu saja,” kata Korlap aksi, Deni Syabibi saat dihubungi melalui whatsapp, Rabu (16/4).
Pihaknya menyampaikan sejak tanggal 23 Maret keluar surat himbauan sampai tanggal 15 April oleh Tim Covid-19 Kecamatan Sapeken. Bahkan diperpanjang lagi sejak tanggal 15 April sampai kondisi aman.
“Makanya kami aksi turun jalan. Tapi sebelumnya kami sudah mengajukan surat audiensi tanggal 25 Maret kepada tim Covid-19, tapi tidak ditanggapi. Sampai kami layangkan surat kedua tanggal 27 Maret. Kami menghubungi pihak Desa, harapannya bisa memfasilitasi pertemuan kami dengan tim Covi-19,” jelasnya.
Pihaknya mengaku bahwa setelah melakukan usaha. Kemudian tanggal 1 April diterima audiensi. Pada saat itu yang diharapkan adalah solusi dari pemerintah untuk masyarakat.
“Pada saat itu, harapan kami ada solusi. Tapi lagi-lagi kami di PHPin. Bahkan dari pihak pemerintah kemaren mau ditindak lanjuti hasil audiensi. Ternyata nihil, malah kami diperpanjang,” paparnya.
Menurutnya, sebenarnya para pekerja ingin mencari solusi ketika dinonaktifkan. Adakah jaminan atau konpensasi selama masa lockdown. Atau minimal bisa jalan sesuai SOP. Bahkan sudah ditawarkan alternatif yang penting supaya dapat bekerja.
“Altenatif itu diantaranya yaitu: 1. Jam kerja diatur. 2. Penumpang wajib pakai masker. 3. Penumpang maksimal empat penumpang. 4. Sterilisasi odong-odong menggunakan penyemprotan desinfektan. Bahkan kami siap nantinya tidak akan membawa penumpang status ODR dan OPD dari pihak berwenang (Puskemas atau tim covid Kecamatan Sapeken, red),” bebernya.
Tambah Deni, pihaknya bersama pekerja yang lainnya mengharapkan ada sebuah konpensasi dari pihak pemerintah. Pada saat diberikan himbauan lockdown/dinonaktifkan untuk bekerja.
“Harapan kami pekerja harian ada garansi atau konpensasi selama lockdown. Atau kami jalan dengan SOP. Kalau masih tidak ada konpensasi dari pemerintah. Kami akan jalan mas, itu komitmen kawan taxi odong-odong. Lebih baik kami mati diluar untuk anak istri kami, dari pada mati didalam rumah,” tandasnya.
Reporter : Dayat
Editor : Amin
Publisher : Ela