Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Pendidikan

Gandeng Pertamina, Mahasiswa UNAIR Kembangkan Software Pengukur Kadar Busa Pelumas

Avatar of admin
×

Gandeng Pertamina, Mahasiswa UNAIR Kembangkan Software Pengukur Kadar Busa Pelumas

Sebarkan artikel ini
IMG 20160607 WA0018

Reporter: Adhi

Surabaya, suaraindonesia-news.com – Dengan mendapat dukungan pendanaan dari DIKTI, lima mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga, bekerjasama dengan PT Pertamina Persero kini tengah mengembangkan software pengukur kadar busa minyak pelumas.

Ini satu hal yang baru dikembangkan, sebab selama ini alat uji kebusaan pada laboratorium PT Pertamina Persero masih dilakukan manual yang rentan terhadap ketidakakuratan pembacaan dan memungkinkan terdapat perbedaan persepsi hasil pengukuran yang berpengaruh pada standar kualitas uji suatu pelumas.

Menurut Nadifah Taqwina Hartrining Pangestuti, ketua tim Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan Teknologi (PKM-T) FST UNAIR, kadar busa itu sendiri menjadi parameter dalam quality control pelumas, karena sangat berpengaruh terhadap keausan mesin.

”Jadi pengujian busa ini sangat penting untuk produk-produk pelumas yang digunakan pada kapal laut, misalnya,” kata Nadifa kepada pewarta, kemarin.

Bersama keempat kawannya yaitu Andin Istiqomatul Husnia, Mokhammad Deny Basri, Mokhammad Dedy Bastomi, dan Akhmad Afrizal Rizqi bersepakat mengembangkan software ini karena terlecut oleh kenyataan bahwa sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), dari tahun ke tahun jumlah kendaraan bermotor terus meningkat. Ini menjadi kabar gembira bagi perusahaan yang bergerak di bidang transportasi bermotor, termasuk PT Pertamina Lubricants Gresik.

Baca Juga :  Kornas TRC PAI Naumi Lania Sesalkan Pelibatan Anak Pada Aksi 212 Jember

Apalagi dalam meningkatkan performa mesin kendaraan, sebagai perusahaan minyak terbesar dan satu-satunya di Indonesia, PT Pertamina dituntut menghasilkan produk pelumas berkualitas tinggi. Sehingga diperlukan pengujian parameter uji pelumas secara cepat dan akurat. Sehingga setelah mempelajari permasalahan dan praktek di lapangan, akhirnya dijalin kerja sama dengan Laboratorium quality control pelumas PT Pertamina Lubricants Gresik (PUG) dalam menginovasi salah satu alat parameter uji pelumas yakni foaming test.

Senyampang hadirnya ajang tahunan program PKM-Penerapan Teknologi, lima mahasiswa UNAIR itu menjadikan pengembangan ini sebagai kertas-kerjanya yang diberi judul “Sistem Segmentasi Citra Sebagai Pengukuran Tendensi dan Stability Volume Busa pada Foaming Test Pelumas di Laboratorium PT. Pertamina Lubricants Gresik Berbasis Borland Delphi 7”. Proposalnya diterima dan dinilai layak untuk menerima dana hibah pengembangan dari Dirjen DIKTI.

Diterangkan oleh Nadifa, alat pengukuran kadar busa pelumas ini diberi nama “FoamLab” dimana software ini menggunakan sistem image processing sebagai salah satu teknik pengukuran volume busanya. Jadi FoamLab merupakan software yang dirancang khusus untuk keperluan pengukuran tendensi dan stabiliti pelumas yang memanfaatkan kamera sebagai sensor dengan bahasa pemrograman delphi sebagai pengolah gambar dan video.

Baca Juga :  Potret Pendidikan Kepulauan Kabupaten Sumenep Memprihatinkan, LPM Retorika akan Gelar FGD

Jadi tendensi dan stability itu merupakan parameter uji kebusaan. Tendensi sendiri adalah volume busa yang terbentuk saat 10 menit pertama, sedangkan stability merupakan volume busa yang tersisa saat lima menit dari pengukuran tendensi pada kondisi suhu dan sistem diffuser yang terkontrol.

Diakui oleh Nadifa Dkk, bahwa software ini masih harus melalui uji sertifikasi dan standardisasi pengukuran untuk dapat diterapkan di seluruh Lab. quality control PT. Pertamina di Indonesia. Sehingga saat tim ini sedang meng-kalibrasi FoamLab ini, dimana mereka yakin bahwa software FoamLab ini akan sangat membantu dalam uji kebusaan pelumas.

“Dengan alat ini maka hasil pengukuran uji busa menjadi akurat, saya tidak lagi berdebat dengan teman saat menentukan hasil. Apalagi alatnya bisa berjalan otomatis tanpa ditunggui, dan sangat mudah dioperasikan,” kata Komarudin, seorang analis laboratorium di PT Pertamina PUG ketika dimintai komentarnya. (*)