Reporter: Ipul
Ternate, Senin (21/11/2016) suaraindonesia-news.com – Benteng Oranje merupakan salah satu wisata sejarah yang di bangun oleh para petinggi belanda pada tahun 1607. Benteng ini merupakan benteng yang amat populer didaerah setempat dan banyak dikunjungi wisatawan asing, namun kini wajah dari Benteng tersebut sangat terlihat memudar.
Benteng yang memiliki taring sejarah ini tidak lagi terurus oleh pihak terkait dalam hal ini dinas pariwisata dan Unit pelaksana teknik daerah (UPTD) kota Ternate sehingga wajah cahaya dari benteng tersebut terlihat memudar. Dari sudut-sudut bangunan benteng bersejarah ini terlihat jorok, sampah plastik bekas bungkusan kantong minuman keras pun turut ikut menghiasi bangunan bersejarah itu.
Bukan hanya sampah yang terlihat menghiasi areal benteng namun anehnya di areal benteng ini juga di jadikan tempat peliharaan hewan ternak berupa kambing. Selain benteng di jadikan tempat pemeliharaan hewan, areal benteng itu menurut informasi kerap di jadikan sebagai tempat mesum di malam hari.
Hal ini merupakan tindakan yang tidak senonoh yang di lakukan oleh para pengunjung sehingga dinas terkait dalam hal ini Dinas pariwisata dan UPTD kota harus bertangung jawab terkait dengan kondisi benteng.
Menurut Irsyad Warga Kota Ternate mengatakan, bahwa selaku warga ternate sangat sesali dengan kinerja Dinas pariwisata dan UPTD kota ternate, menurut dia dinas pariwisata dan UPTD harus bertangung jawab dengan benteng bersejarah itu, benteng ini memiliki nilai sejarah yang harus di perhatikan oleh dinas terkait Bukan di biarkan begitu saja.
“Benteng ini juga sering dikunjungan wisatawan asing untuk menyaksikan keberadaan benteng tersebut, sehingga di harapkan kepada pihak terkait agar supaya secepatnya mengambil langka inisiatif untuk memperhatikan kondisi benteng peningalan belanda itu sendiri,” jelasnya.
Sementara itu, menurut kadis Pariwisata Kota Ternate Anas Konoras saat ditemui wartawan suaraindonesia-news.com, beberapa waktu lalu, mengungkapkan lemahnya pengawasan di benteng orange itu karena pegawai UPTD yang dimiliki itu sangat terbatas dan aktifitasnya sendiri sebagaimana jam kerjanya seperti pegawai pada umumnya yang kerjanya hanya pada siang hari.
Banyak kejadian yang terjadi di benteng setempat seperti fandalis maupun -hal lain yang sifatnya destruktif itu dilakukan bukan pada jam di luar jam PNS yang bertugas di UPTD sehingga dalam rangka ini kita mulai mengefektifkan pengunaan CCTV dengan maksud untuk memantau aktifitas orang-orang yang sering merusak suasana benteng tersebut.
Anas juga menyampaikan, ada keterbatasan PNS yang mengawal benteng bersejarah ini sehingga kedepan akan di lakukan perekrutan petugas lebih banyak sehingga semua berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan.












