ACEH TIMUR, Selasa (25/03) suaraindonesia-news.com – Akibat terkikis arus air sungai sejak beberapa terakhir, bantaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Arkundo terus mengalami abrasi yang mengancam ambruknya tanggul penahan banjir, abrasi terparah terjadi tepatnya di Desa Teupin Breuh, Kecamatan Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur.
Kepala Desa/Keuchik Teupin Breuh Iskandar, saat di wawancara media ini mengungkapkan kekhawatiran yang sewaktu -waktu bisa menjadi ancaman bencana yang menimpa warga Desa Teupin Breuh, akibat abrasi bantaran sungai kian meluas.
Sejak beberapa tahun terakhir sudah 25 meter terkikis akibat tabrakan arus air sungai, bahkan sudah mendekati badan tanggul penahan banjir, ungkap Iskandar
Menurut Iskandar, Gampong Teupin Breuh kerap terjadi banjir disebabkan meluap air sungai Arakundoe, karena desanya merupakan daerah rawan banjir.
“Setiap tahun Gampong Teupin Breuh terjadi 2 sampai 3 kali banjir, sebab Gampong Teupin Breuh daerah hilir sungai Arakundo, maka kami sangat cemas,” ujar Iskandar.
Selanjutnya kata Iskandar, jika tanggul penahan banjir ambruk bukan hanya menenggelamkan rumah warga, akan tetapi lokasi kuburan yang berada didekat tanggul ikut terancam.
“Kami tidak bayangkan jika tanggul penahan banjir ambruk atau putus, bukan hanya Desa Teupin Breuh terjadi banjir akan tetapi bisa meluas sampai ke Kecamatan Simpang Ulim bahkan Kecamatan Madat,” kata Iskandar.
Ia berharap adanya penanganan serius dari Pemerintah Pusat untuk mengantisipasi meluasnya abrasi sungai, karena dana desa tidak mumpu menanggulangi.
“Untuk mencegah abrasi butuh biaya besar, karena tepi sungai yang sudah terkikis lebih 100 meter, jadi jangankan Dana Desa, APBK saja tidak akan mampu, karena butuh biaya besar,” tukas Iskandar.
Reporter: Masri
Editor: Amin
Publisher: Eka Putri