Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Sosial Budaya

Mau Tau Kesenian Yang Paling Unik Di Jawa Timur

Avatar of admin
×

Mau Tau Kesenian Yang Paling Unik Di Jawa Timur

Sebarkan artikel ini
IMG 20160327 165307
Kerapan Kerbau

Reporter : Hasan

Surabaya, Suara Indonesia-News.Com – Jawa Timur memiliki beragam seni dan budaya tradisional, misalkan Reog Ponorogo, wayang topeng malangan Malang, Jaran Bodhag Probolinggo, Topeng Dongkrek Madiun, dan banyak yang lainnya. Tapi ada beberapa budaya yang tidak diketahui oleh masyarakat Jawa Timur, seperti di Pulau ini yaitu Kangean, yang memiliki seni dan budaya tradisional yang unik ialah Kerapan Kerbau, seperti saat ini yang diperlombakan Minggu, (27/03/2016).

Berbeda dengan dengan Kerapan Sapi yang memakai yang juga berasal dari Daerah Madura, Jawa Timur, Kerapan Sapi memakai hewan yang namanya Sapi sebagai penggerak dalam perlombaan dan tidak mengenal waktu untuk melakukannya, namun ada perbedaan dalam Kerapan atau istilah orang Pulau Kangean Karapan Kerbhi (Kerbau), selain sepasang Kerbau (Kerbhi) yang dipakai untuk penggerak yang ditunggangi Joki (orang) juga dilalukan dalam waktu musim penghujan, karena beda dengan hewan lainnya, kerbau hanya bisa kuat kalau tersentuh air atau pas musim hujan, seperti yang disampaikan oleh salah satu Pemerhati Seni dan Budaya Feri Candara Kirana Mahasiswa salah satu perguruan tinggi ternama di Surabaya ini.

Baca Juga :  Makam Ratoh Ebu Bukti Sejarah Berdirinya Kabupaten Sampang

“Ini kesenian dan tradisi asli Pulau kami Kangean yang dilakukan ketika musim penghujan datang, dan satu-satunya yang ada di Jawa Timur ini”. Kata Feri.

Dikonfirmasi ditempat yang berbeda, Ismail yang juga salah satu peserta lomba Karapan Kerbhi (kerbau) mengutarakan, bahwa ajang silaturrahmi sesama warga, buang sial juga ada pesan tersirat dalam hal ini, semisal bahwa Kerbhi (Kerbau) itu hewan yang memiliki kelembutan, sopan, jarang membantah pada tuannya, tidak serakah dan apa adanya soal makanan, serta teliti ketika dipakai membajak sawah dan tidak tergesa-tergesa seperti hewan lainnya. Inilah yang harus jadi contoh untuk petani baik yang tua maupun yang muda.

“Ada makna tersirat yang dalam Karapan Kerbhi (Kerbau ini), biar warga bisa memetik tingkah laku Kerbau, yang sangat lembut, tidak tergesa-gesa, patuh terhadap apa yang diperintah dan selalu sabar, itu hal baik yang harus dicontoh oleh Pemuda Tani khususnya”. Tambahnya.

Baca Juga :  Pemuda Simpang Wie, Rebut Hadiah Panjat Pinang HUT RI ke-72

Ismail menambahkan bahwa yang jadi tambah keunikan dalam pagelaran atau perlimbaan Karapan Kerbhi (Kerbau) ini ketika juara akan diberi bonus seni musik khas Kangean juga yaitu Kendheng Dumik (musik khas Kangean), dimana sang juara akan menari (Neghil) dari tempat lapangan perlombaan kerumah kediamannya sendiri dan di dampangi (diarak) oleh keluarga, teman atau sanak familinya.

Tak jarang jarak antara rumah dan lapangan perlombaan Karapan ini jauh sekali, misalkan ada yang 15-20 Km, namun antusias warga berjalan kaki bersama sambil menari (Neghil) tak surut bahkan semakin jauh semakin rami dan sang juara merasa bangga dan punya kesenangan tersendiri.

“Nanti pemenangnya dikasih bonus Kendheng Dumik (musik khas Kangean), jadi si pemenang berjalan kaki yang jaraknya itu sangat jauh, misalkan antara 15-20 Km, tapi itu yang menang semakin jauh jaraknya dari lapangan semakin senang, karena pasti lebih lama dia dan keluarganya Neghel (menari)”. Tutupnya.