Reporter : Adi Wiyono
Kota Batu, Suara Indonesia-News.Com – Banyaknya para pengusaha penggilingan padi dan petani yang kerap mengalami kerugian meski harga beras mengalami kenaikan membuat Komunitas Penggilingan Padi dan Beras (KPPB) Jawa Timur, dan bersama Persatuan penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Jawa timur, Minggu (13/3/2016) di Hotel Singgasari Kota Batu membangun komunikasi terkait harga beras.
Agenda Musda KPPB Jatim salah satunya dimaksudkan sebagai upaya untuk membangun komunikasi agar antara para pengusaha penggilingan padi dan petani bisa saling diuntungkan jika terkait adanya flutuasi harga beras.
Andreas Ketua Panitia Penyelenggara Musda KPPB Jatim menyatakan jika Musyawarah Daerah ini dimaksudkan sebagai langkah konsolidasi dari KPPB Jatim dan Perpadi untuk membangun komunikasi agar para pedagang beras, petani dan pengusaha penggilingan padi bisa satu suara dalam menentukan harga beras yang akan di jual kepasaran.
“Karena selama ini, akibat kurangnya komunikasi, ada sebagian petani dan pengusaha penggilingan beras serta pedagang yang bangkrut akibat tidak sejalanya dalam mengambil keputusan terkait harga beras,” kata Andreas.
Menurutnya, dalam pertemuan yang juga dihadiri perwakilan dari kementrian pertanian Dan Bulon Jatim, itu juga dimaksudkan sebagai upaya menyikapi tindakan bulog yang di nilai sangat rendah dalam menetapkan harga beras di tingkat petani. Dan hal ini sangat merugikan mereka, karena bulog mengambil harga pokok pembelian (HPP) beras dari petani sebesar Rp 7.300.
Ia berharap dengan melakukan komunikasi ini bisa di temukan solusi antara pemerintah dalam hal ini bulog dan kementrian pertanian dengan KPPB dan petani agar swasembada beras di indonesia khususnya di Jawa timur bisa terealisasi.
Sementara itu ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso mengatakan dalam pertemuan ini bisa diharapkan dapat memberikan konstribusi positif dengan menjadi mitra strategis pemerintah daerah maupun pusat.
Komunitas yang saat ini beranggotakan 7000 penggilingan padi dan pedagang beras secara nasional ini, memiliki peran strategis dalam industri perberasan dan ketahanan pangan. karena beranggotakan pelaku usaha perberasan, maka kondisi lapangan dan diharapkan bisa membantu dalam mewujudkan program-program ketahanan pangan nasional.
“Jatim sebagai lumbung padi nasional dan menjadi terminal dalam distribusi beras hingga ke Indonesia Timur harus bisa menjadi pioner bagi provinsi lain di Indonesia” Kata sutarto.
Menurutnya, Industri perberasan ini harus didukung penuh oleh pemerintah. KPPB dan Perpadi siap membantu pemda dengan bersinergi dalam berbagai program, salah satunya adalah mendorong terbentuknya BUMD Pangan untuk menjaga bufferstock dan ketersediaan beras dalam menjaga ketahanan pangan di wilayah masing-masing.