Kota Batu, Suara Indonesia-News.Com – Cewek berkewarganegaraan Thailand ini sudah lebih dari sebulan menghuni di rumah hantu. Cewek dengan nama Ri Fhan Sa-ih lantaran mendapat pekerjaan sebagai penjaga kandang buaya dan penjaga rumah hantu di kota Batu.
Tapi bagi cewek kelahiran Maret 1994 ini mengaku pekerjaan yang ditekuni dijalankan dengan senang hati dan tidak takut
Cewek yang fasih bahasa Ingris dan sedikit bisa bahasa Indonesia itu saat ditemui, Jumat (20/11/2015) mengaku senang mendapat pekerjaan baru, mendapatkan tugas baru sebagai penjaga rumah hantu dan penjaga kandang Buaya di kota Batu.
Maklum yang dijaga itu tempatnya bukan lagi angker, seram, horor tapi tempatnya enjoy dan lebih menarik karena berada di taman wisata Predator fun Park (PFP) di Tlekung kecamatan junrejo kota Batu. Ia lebih senang lantaran pekerjaan yang ditekuninya itu bersama temannya Quin Isnaini Rahmatika Arek kelahiran asli Jombang.
“Saya senang mendapat tugas sebagai penjaga rumah hantu dan penjaga kandang buaya, buaya yang aku gendong, yang aku pegang tidak lagi garang, tapi semua pada jinak” kata Ri Fhan Sa-ih Mahasiswi UMM Malang
Ditanya apa resepnya, semua buaya yang digendong dan dipegangnya itu pada jinak, Cewek kelahiran Patheni Thailand Selatan ini mengaku karena sebelum dipegang dan diangkat untuk dipertotontonkan kepada para pengunjung, Buaya tersebut lebih dulu mulutnya diplester, sehingga aman bagi siapapun orangnya yang mengendong dan mengangkatnya.
Untuk rumah Hantu ia tidak akan berjaga lama-lama, bukan karena takut, tapi karena rumah hantu itu baru akan diremikan awal Desember mendatang, sementara 15 Desember dirinya harus sudah out dari PFP.
Sebenarnya menjadi petugas di Jaga kadang buaya dan rumah hantu itu dirinya bersama temanya Isnaini itu krasan, karena praktek kerja lapang (PKL) harus diakhiri pada pertengahan Desember nanti.
“Kami disini bersama teman saya Isnaini adalah Mahasiswa PKL dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) jurusan pendidikan Bahasa Ingris, selain ditempat wisata, teman-teman saya juga ada yang di hotel dan restoran, Alhamdulillah saya ditempatkan disini, saya senang “ kata cewek berjilbab ini.
Ia mengaku belajar ke Indonesia itu bukan atas biaya sendiri tapi berkat bea siswa atas kerja sama antara pemerintah Thailand dan UMM Malang.
“Disini banyak teman-teman saya, kurang lebih ada 50 Mahasiswa dan pelajar yang ada di kota/Kab Malang dan kota Batu, berkewarganegaraan Thailand” ungkapnya.
Namun demikian usai menempuh ilmu di penduduk yang mayoritas muslim ini ini harus ditinggalkan, meski ia dan teman-temanya kerasan dan betah tinggal di Malang karena dikenal dengan udaranya yang sejuk dan orangnya ramah tamah, kecuali ia harus tinggla di Indonesia karena mendapatkan suami orang Indonesia. (adi wiyono)













