RAJA AMPAT, Rabu (08/08/2018) suaraindonesia-news.com – Solidaritas Mahasiswa Raja Ampat (SOMARA) kembali menggelar unjuk rasa di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Raja Ampat, Rabu (8/8) pagi. Pasalnya, tuntutan para mahasiswa Raja Ampat dari bulan November 2016 hingga kini belum dijawab oleh pihak DPRD Raja Ampat.
“Kami kesal, dari bulan november 2016, kami mempertanyakan anggaran pembangunan kantor wakil rakyat (DPRD) Raja Ampat yang telah dianggarkan tiga (3) kali, masing-masing tujuh (7) miliyar tupiah.Jumlahnya dua puluh satu (21) miliyar rupiah. Namun hingga kini belum terjawab,” kata Jack dalam orasinya.
Menurutnya, itu harus dijawab oleh pihak DPRD.Pasalnya, kata Jack sudah 3 tempat dianggarkan untuk pembangunan gedung DPRD dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Namun, 3 tempat yang dimaksud tidak ada bangunan kantor DPRD Raja Ampat.
“Itu uang rakyat harus dijelaskan kepada kami dan harus diketahui masyarakat. Kemana, dan dibuat apa uang miliyaran rupiah itu,” ujar Jack, dengan lantang.
Selain itu, SOMARA juga mempertanyakan terkait pembangunan rehab asrama mahasiswa Raja Ampat yang berada di Sorong dan Manado.
“Kami juga perlu penjelasan terkait pembangunan rehab asrama mahasiswa Raja Ampat, di Sorong dan Manado. Kami anggap pembangunan tersebut ada ketimpangan,” ujar SOMARA.
Pengunjuk rasa mengancam akan menduduki kantor DPRD Raja Ampat, jika hal tersebut tidak terjawab dan keinginan bertemu dengan ketua atau pimpinan DPRD tidak terwujud.
Pantauan dilapangan, setelah Kasat Reskrim Polres Raja Ampat, AKP. Bernandus Okoka yang saat itu memimpin puluhan personel kepolisian untuk mengamankan jalannya unjuk rasa. Melakukan negosiasi dan koordinasi dengan pihak pengunjuk rasa dan pihak DPRD Raja Ampat.
Akhirnya SOMARA dipertemukan dengan dua (2) anggota legislatif (DPRD) Raja Ampat, Abas Umlati dan Ismail Saraka.
Sesuai kutipan perbincangan, keinginan SOMARA untuk bertemu ketua atau pimpinan DPRD Raja Ampat dengan agenda audiensi, direspon dua anggota Legislatif tersebut.
Pasalnya, sejumlah mahasiswa yang mengatasnamakan diri dari Solidaritas Mahasiswa Raja Ampat (SOMARA) itu diijinkan berbincang langsung dengan Pimpinan DPRD Raja Ampat, Rahmawati Tamima (Wakil Ketua Satu) melalui telephon seluler milik, Ismail Saraka yang dispeaker menggunakan Megaphon (pengeras suara) milik pengunjuk rasa.
“Sebentar siang, kami akan masukan surat dengan mempertanyakan poin tuntutan bulan, november 2016. Tentang pembangunan kantor DPRD dan beberapa poin tuntutan lainnya, kami minta kepastian jangan mengulur waktu,” kata koordinator aksi,Jack Marlon Mambrasar dalam perbincangan ditelephon seluler.
Sementara, pimpinan DPRD Raja Ampat, Rahmawati Tamima menyampaikan, pihaknya akan menyiapkan waktu dengan anggota DPRD lainnya.
“Ade, saya punya waktu itu hari senin, Insaallah saya sudah berapa di Waisai. Kalian tidak perlu atur waktu saya, karena waktu saya diatur oleh jadwal,” tandas Rahmawati, mengakhiri perbincangan.
Reporter : Zainal La Adala
Editor : Amin
Publisher : Imam