Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Berita UtamaRegional

Sebelum Eksplorasi dan Eksploitasi, HCML Telah Tuntaskan Masalah Rumpon di Selat Madura

Avatar of admin
×

Sebelum Eksplorasi dan Eksploitasi, HCML Telah Tuntaskan Masalah Rumpon di Selat Madura

Sebarkan artikel ini
IMG 20220207 162757
Foto: Sosialisasi tambahan rencana pengembangan lapangan MAC oleh KKKS HCML di Sumenep tahun 2016 lalu.

SUMENEP, Senin (7/2/2022) suaraindonesia-news.com – Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu dan Gas Bumi (SKK-Migas), sudah tuntas menyelesaikan masalah rumpon di Selat Madura, Jawa Timur, dengan nelayan secara baik-baik.

Hal ini disampaikan Hamim Tohari, Manager Regional Office & Relations HCML, Senin (07/02/2022).

“Setelah Lapangan BD di perairan Sampang beroperasi pada 6 Mei 2017 dan memproduksi sekitar 100 MMSCFD gas, kami mulai mengembangkan lapangan lain, yakni MAC, MDA, dan MBH,” katanya.

Menurut Hamim, target pengembangan ini jelas. “Kami ingin memenuhi visi menjadi produsen gas terbesar di Jawa Timur dan operator pilihan di Indonesia, dengan mengelola bisnis minyak dan gas yang berpegang kuat pada komitmen terhadap etika, kesehatan, keselamatan, dan lingkungan hidup,” katanya.

Baca Juga: Diminta Hentikan Eksplorasi, Ini Tanggapan HCML

Baca Juga :  Penembakan Aktivis di Bangkalan 15 Januari 2015 Lalu Hingga Kini Masih Misterius

Sementara untuk lapangan MAC di Perairan Giliraja, didesain dengan kapasitas produksi 60 MMSCFD, dan untuk mengakomodasi tingkat dataran tinggi 54 MMSCFD selama sedikitnya lima tahun.

“Ada tiga sumur dengan kedalaman air sekitar 230 kaki dan fasilitas WHP berupa platform kepala sumur tiga kaki tak berawak dengan lima slot sumur (dua untuk cadangan),” tuturnya.

Hamim juga menjelaskan, saluran gas dari setiap sumur dialihkan langsung ke unit produksi lepas pantai bergerak (mobile offshore production unit atau MOPU) dengan menggunakan jalur jumper yang fleksibel. Ada fasilitas pemrosesan untuk pengolahan sweet gas seperti perlakuan gas, sistem kontrol dehidrasi dan titik embun dan kompresi pada MOPU. Sementara 8 kilometer 10″ jalur pipa ekspor yang berada di bawah laut terikat dengan 28″ Pipa Gas Jawa Timur (EJGP).

“Jauh sebelum beroperasi, HCML sudah menyelesaikan sejumlah kewajiban terhadap warga sekitar, termasuk nelayan, sejak 2016. Saat HCML melaksanakan kegiatan uji teknis kondisi bawah laut selama 7 hari, mengharuskan tidak adanya rumpon di sekitar area eksplorasi dan eksploitasi,” tegas Hamim.

Karena itu, kata Hamim, sebelum melakukan kegiatan, pihaknya melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan survei lokasi kegiatan dengan melibatkan saksi dari pemerintah setempat.

“Hasilnya, di lokasi kegiatan kami tidak ditemukan adanya rumpon, sehingga tidak ada rumpon yang dirusak atau dipotong,” terang Hamim.

Ia menambahkan, saat ini di lapangan MAC belum ada kegiatan apa apa, karena masih dalam tahap perencanaan. Selain itu, HCML juga telah menyelesaikan tahapan AMDAL.

“Kami terus menjalin komunikasi intensif dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) setempat, terutama masyarakat di Pulau Giliraja & Giligenting Sumenep. Kami berusaha agar kehadiran HCML juga bermanfaat bagi masyarakat lokal,” ucap Hamim.

Reporter : Sudirman
Editor : Redaksi
Publisher : Syaiful