Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Berita Utama

Pariwisata Bogor Menggeliat

Avatar of admin
×

Pariwisata Bogor Menggeliat

Sebarkan artikel ini
43LOGOKOTABOGO

Pariwisata Bogor Menggeliat

Bogor, Suara Indonesia – Ada fenomena menarik yang muncul di Kota Bogor dalam beberapa tahun terakhir. Setiap hari Sabtu pagi menjelang siang terjadi antrian panjang kendaraan di pintu Tol Jagorawi dari arah Jakarta. Jalanan Kota Bogor bertambah padat  dan kemacetan di berbagai ruas jalan tidak terhindarkan.

Sementara itu pusat-pusat perbelanjaan dipadati pengunjung. Begitupun tempat-tempat makan dan tempat jajanan, rata-rata penuh. Warga Kota Bogor masih beraktifitas seperti biasa, tetapi sebagian warga Jakarta dan kota-kota lain sudah berdatangan untuk berlibur. Jadi setiap hari Sabtu, rasanya Bogor menjadi lebih meriah.

Fenomena seperti itu memang relevan dengan pertumbuhan jumlah wisatawan ke Kota Bogor dari tahun ke tahun. Sepanjang tahun 2012, kunjungan wisatawan ke Kota Bogor meningkat 10,05% dibanding tahun sebelumnya. Jumlah wisatawan tahun 2012 tercatat sebanyak  3,5 juta orang lebih. Terdiri dari wisatawan lokal 3,4 orang dan wisatawan mancanegara 167.006 orang.

Objek kunjungan tampaknya mulai bergeser dari Kebun Raya ke The Jungle. Tahun 2011 pengunjung Kebun Raya Bogor tercatat sebanyak 929.268 orang, sedangkan pengunjung The Jungle tercatat 1,02 juta orang. Kedua objek wisata tersebut memang menyedot pengunjung lebih banyak dibanding 12 ojek wisata lainnya.

Hotel-Hotel Terbangun

Dengan kondisi seperti itu, wajar apabila kemudian tumbuh berbagai jenis wisata. Khususnya wisata belanja dan wisata kuliner. Sampai dengan tahun 2011 jumlah restoran di Kota Bogor sudah mencapi 219 unit. Padahal pada tahun sebelumnya baru mencapai 137 unit.

Begitupun dengan hotel. Sekarang Hotel Salak The Heritage yang menjadi bagian dari sejarah pertumbuhan kota ini, tidak sendirian lagi menampung wisatawan maupun orang-orang yang menyelenggarakan meeting seperti rapat kerja, seminar dan sebagainya. Sampai dengan Tahun 2011 sudah beroperasi 41 hotel. Termasuk 6 diantaranya berkategori hotel berbintang dan diantaranya merupakan hotel jaringan internasional.  Seluruhnya memiliki daya tampung sebanyak 1.315 kamar.

Baca Juga :  Pj Bupati Pamekasan Fattah Jasin Lepas CJH 2018 di Masjid Agung Asy-Syuhada'

Jumlah hotel dipastikan akan terus bertambah, karena sampai dengan saat ini masih berlangsung pembangunan beberapa hotel. Data Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Bogor, memperlihatkan adanya pertambahan jumlah hotel dari tahun ke tahun.

Tahun 2009 BPPT hanya mengeluarkan ijin pembangunan 2 hotel, yang kemudian menjadi 4 pada tahun 2010 dan bertambah 3 lagi pada tahun 2011. Untuk tahun 2012 terjadi lonjakan karena dikeluarkan 8 ijin dan tahun 2013 sudah dikeluarkan 4 ijin hotel baru.

Ramainya pembangunan hotel di Kota Bogor merupakan respon pasar atas kecenderungan meningkatnya kunjungan tamu hotel dalam beberapa tahun terakhir. Seorang pengusaha hotel menyatakan tertarik ikut meramaikan perhotelan di Kota Bogor, karena dari pengalamannya, beberapa kali ia kesulitan mendapatkan kamar hotel ketika berkunjung ke Bogor. “Jadi saya pikir, kenapa saya tidak ikut membangun hotel sendiri disini,” katanya.

Dampak Ekonomi

Tak dipungkiri kehadiran banyak hotel dan juga restoran berampak positif pada perekonomian daerah. Setidaknya industri perhotelan dan retoran mampu menyerap tenaga kerja lumayan banyak. Pada Tahun 2011 terserap 2.678 pekerja di restoran, yang berarti mengalami lonjakan besar karena tahun 2010 tenaga kerja yang terserap baru mencapai 1.158 orang.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor industri pengolahan serta sektor angkutan dan komunikasi memang  merupakan sektor-sektor yang berkontribusi terbesar pada PDRB Kota Bogor Tahun 2011. Sektor tersebut mampu berkontribusi sebesar 36,65%  terhadap PDRB Kota Bogor atas dasar harga berlaku Tahun 2011 atau sebesar 28,97%  terhadap PDRB Kota Bogor atas dasar harga konstan Tahun 2011.

Sampai dengan Tahun 2011, angka PDRB Kota Bogor atas dasar angka berlaku telah mencapai Rp 15.487.433.930.000,00. Jumlah tersebut hampir mencapai dua kali angka PDRB Kota Bogor atas harga berlaku pada Tahun 2007 yang mencapai Rp 8.558.035.700.000,00.

Baca Juga :  Mendadak! Anggota Korem 084/Bhaskara Jaya Jalani Tes Urine

Peningkatan juga terjadi pada angka PDRB Kota Bogor atas dasar harga konstan, yang pada Tahun 2011 telah mencapai Rp 5.081.482.690.000,00. Angka ini meningkat dari PDRB Kota Bogor atas harga konstan pada tahun 2007 yang baru mencapai Rp 4.012.743.170.000,00.

Aktivitas pembangunan hotel tentu berkontribusi pada pencapaian investasi di Kota Bogor yang pada Tahun 2012, mampu mencapai nilai Rp 2,6 trilyun. Dengan jumlah sebesar itu berarti target investasi dalam RPJMD yang ditetapkan sebesar Rp 1 trilyun lebih sudah jauh terlampaui.

Angka-angka tersebut telah berbicara dan menyimpulkan satu hal, pariwisata Kota Bogor memang sedang menggeliat. Begitupun dengan kenyataan, Kebun Raya bukan lagi satu-satunya objek kunjungan wisata Kota Bogor. Demikian pula asinan, bukan lagi menjadi satu-satunya oleh-oleh yang bisa dibawa wisatawan.

Padatnya kawasan Puncak setiap hari libur, juga membuka peluang bagi Kota Bogor untuk dipilih menjadi alternatif wisata. Diharapkan geliat dan peluang itu bisa terus dikembangkan oleh para pebisnis dan para pelaku wisata.

Itulah harapan yang juga terkemuka pada saat berlangsungnya Bogor Economic Summit ke-2. Pemerintah Kota Bogor dan Pemerintah Kabupaten Bogor masing-masing sudah mengambil inisiatif untuk bekerjasama mendorong perkembangan wisata Bogor. Antara lain melalui program kampanye wisata bersama. Dalam kampanye wisata itu, tidak ada lagi kota dan tidak ada lagi kabupaten, yang ada hanya satu nama, yaitu Bogor! Itulah sebuah kado istimewa bagi Bogor yang berulangtahun ke-531 Tahun. Dirgahayu Bogor!

Reporter : Iran G. Hasibuan / mor